Halo Temans..
Caranya seperti ini.
1. Ketik http://www.onlineocr.net/
2. Masukkan Gambar/Foto yang ingin diambil tulisannya di web tersebut
3. Silahkan ditunggu beberapa menit sampai terbaca secara keseluruhan tulisannya jika ada yang tidak terbaca silahkan diperbaiki
4. Kejernihan foto akan memengaruhi hasil tulisan yang dapat dibaca
5. Pindahkan tulisannya ke word atau bisa langsung ke google translate jika ingin menerjemahkannya.
Tuesday, May 17, 2016
PENDIDIKAN NONFORMAL ATAU PENDIDIKAN NON FORMAL?
(Sumber: https://images.google.com/)
BAGAIMANA SIH CARA MEMBUKA PASSWORD PDF YANG TERKUNCI???
Halo Temans..
Kali ini saya akan berbagi tentang bagaimana sih cara membuka password dan ngeprint PDF yang terkunci?
Langsung buka di sini aja Guys..Selamat mencoba...
Kali ini saya akan berbagi tentang bagaimana sih cara membuka password dan ngeprint PDF yang terkunci?
Langsung buka di sini aja Guys..Selamat mencoba...
Sunday, May 15, 2016
MENINGGALKAN KEEGOISAN
Seperti biasanya, ketika persiapan makanan kami sudah menipis, saya dan isteri saya pergi ke pasar untuk membeli persiapan untuk kebutuhan dasar kami. Singkat cerita, Sesampainya di pasar, inilah inti cerita yang ingin saya sampaikan. Di jalan sebelum masuk ke pasar, saya melihat 3 ekor kucing yang sedang bersama dan sepertinya sedang kelaparan. Ketiga kucing tersebut selalu mendekati orang-orang yang ingin masuk ke pasar dan mungkin berharap akan diberikan makanan. Saya pun merasa tergugah dan kasihan melihat kucing itu. akhirnya, saya pun mencarikan makanan yg tersisa di sekitar saya dan menemukan tempe dan tahu sisa dari makanan bungkus .
Setelah saya berikan kepada ketiga kucing itu, sepertinya mereka tidak menyukainya sebab hanya mencium dan kemudian meninggalkannya. Setelah itu, mereka kembali lagi mendekati orang2 yang ingin masuk ke pasar. Saya kembali memperhatikannya. Ketiganya pada saat itu masih akur-akur saja dan masih bermain bersama-sama. Kemudian, datanglah seorang ibu paruh baya yang membawa 2 potong paha ayam yang kelihatannya mungkin bekas dari makanannya di rumah, kucing-kucing itu pun berlarian mendekati ibu itu yang sepertinya sering memberikan makanan ke kucing-kucing tersebut, mengapa saya berkata seperti itu? Karena saya melihat ekspresi ketiga kucing tersebut yang secara bersamaan mengeong dan menggosokkan badannya ke ibu itu padahal ke orang lain ekspresinya tidak seperti itu.
Di saat ibu itu melemparkan makanan untuk si kucing, ke tiga kucing tersebut dengan sigap berebutan. Apakah yang terjadi??? Karena hanya dua potong paha ayam, maka merekapun bertengkar dan seperti biasanya yang kuatlah yang menguasainya sehingga ada 1 ekor kucing yang tidak mendapatkan makanan. Sungguh kasihan saya melihatnya. Kedua kucing yang mendapatkan makanan dengan sigap mengambil tempat masing2 untuk menikmati makanan yang mereka dapatkan, sedangkan yang satunya yang tidak mendapatkan makanan ditinggalkan oleh teman-temannya. Sekali lagi sungguh kasihan saya melihatnya, padahal sebelum adanya makanan mereka begitu harmonis.
Sambil melihat itu saya kemudian merenung dan mengaitkan dengan kehidupan masyarakat kita saat ini. Mungkin seperti inilah realitas kehidupan kita, kita seakan-akan seperti binatang tanpa memperdulikan yang lain. Mementingkan kepentingan diri sendiri tanpa memperdulikan lingkungan di sekitar kita. Hukum yang berlaku pun seperti itu, yang kuatlah yang berkuasa dan yang punya modallah yang menguasai sumber2 ekonomi. Ketika uang sudah berbicara maka persaudaraan pun akan terceraikan. Motif ekonomi akan mengalahkan kekeluargaan. Padahal menurut hemat saya solusi dua potong paha ayam tersebut dapat dikumpulkan terlebih dahulu kemudian dimusyawarahkan setelah itu dibagi rata maka tidak ada yang akan kelaparan. Konsep kekeluargaan dan musyawarah yang didasarkan pada kepentingan bersama. Memanusiakan manusia itu adalah sangat penting dan itulah dasar dari pendidikan. Akan tetapi, jika pola pikir kita masih berusaha untuk mementingkan diri sendiri, mungkin saja kita bisa dikategorikan binatang juga.
Yogyakarta 2 April 2015.
Setelah saya berikan kepada ketiga kucing itu, sepertinya mereka tidak menyukainya sebab hanya mencium dan kemudian meninggalkannya. Setelah itu, mereka kembali lagi mendekati orang2 yang ingin masuk ke pasar. Saya kembali memperhatikannya. Ketiganya pada saat itu masih akur-akur saja dan masih bermain bersama-sama. Kemudian, datanglah seorang ibu paruh baya yang membawa 2 potong paha ayam yang kelihatannya mungkin bekas dari makanannya di rumah, kucing-kucing itu pun berlarian mendekati ibu itu yang sepertinya sering memberikan makanan ke kucing-kucing tersebut, mengapa saya berkata seperti itu? Karena saya melihat ekspresi ketiga kucing tersebut yang secara bersamaan mengeong dan menggosokkan badannya ke ibu itu padahal ke orang lain ekspresinya tidak seperti itu.
Di saat ibu itu melemparkan makanan untuk si kucing, ke tiga kucing tersebut dengan sigap berebutan. Apakah yang terjadi??? Karena hanya dua potong paha ayam, maka merekapun bertengkar dan seperti biasanya yang kuatlah yang menguasainya sehingga ada 1 ekor kucing yang tidak mendapatkan makanan. Sungguh kasihan saya melihatnya. Kedua kucing yang mendapatkan makanan dengan sigap mengambil tempat masing2 untuk menikmati makanan yang mereka dapatkan, sedangkan yang satunya yang tidak mendapatkan makanan ditinggalkan oleh teman-temannya. Sekali lagi sungguh kasihan saya melihatnya, padahal sebelum adanya makanan mereka begitu harmonis.
Sambil melihat itu saya kemudian merenung dan mengaitkan dengan kehidupan masyarakat kita saat ini. Mungkin seperti inilah realitas kehidupan kita, kita seakan-akan seperti binatang tanpa memperdulikan yang lain. Mementingkan kepentingan diri sendiri tanpa memperdulikan lingkungan di sekitar kita. Hukum yang berlaku pun seperti itu, yang kuatlah yang berkuasa dan yang punya modallah yang menguasai sumber2 ekonomi. Ketika uang sudah berbicara maka persaudaraan pun akan terceraikan. Motif ekonomi akan mengalahkan kekeluargaan. Padahal menurut hemat saya solusi dua potong paha ayam tersebut dapat dikumpulkan terlebih dahulu kemudian dimusyawarahkan setelah itu dibagi rata maka tidak ada yang akan kelaparan. Konsep kekeluargaan dan musyawarah yang didasarkan pada kepentingan bersama. Memanusiakan manusia itu adalah sangat penting dan itulah dasar dari pendidikan. Akan tetapi, jika pola pikir kita masih berusaha untuk mementingkan diri sendiri, mungkin saja kita bisa dikategorikan binatang juga.
Yogyakarta 2 April 2015.
Subscribe to:
Posts (Atom)