Thursday, November 19, 2015
Saturday, November 7, 2015
250+ KATA ILMIAH DAN ARTINYA
Kata-kata di bawah adalah kumpulan dari hasil bacaan penulis dari beberapa literatur, seperti buku, koran, media online dll. Semoga bermanfaat teman-teman.
- Analogi: Persamaan atau Persesuaian
- Andragogi: Ilmu tentang tata cara orang dewasa belajar
- Aksentuasi: Pengutamaan, penitikberatan, penekanan
- Alienasi: Terasingkan
- Apresiasi: Penghargaan
- Aksioma: Pernyataan yang dapat diterima sebagai kebenaran tanpa pembuktian
- Adiktif: Kecanduan
- Akselerasi: Percepatan
- Akuntabel: Dapat dipertanggungjawabkan
- Animo: Hasrat, kemauan yang kuat
- Aposteriori: Pengetahuan yang didapatkan dari pengalaman
- Apriori: Pengetahuan yang didapatkan tanpa pengalaman (pemikiran)
- Ambigu: Bermakna ganda
- Ambivalen: Bercabang dua yang saling bertentangan
- Atributif: Melambangkan, menandai
- Afiliasi: Berhubungan atau pertalian sebagai anggota/cabang
- Afirmasi: Penetapan yang positif, pengkhususan
- Advokasi: Pembelaan
- Adidaya: Berkekuatan amat besar atau luar biasa
- Asketisisme: Paham yang mempraktikkan kesederhanaan, kejujuran dan kerelaan berkorban
- Absurd: Tidak masuk akal
- Adendum: Jilid tambahan pada buku: lampiran
- Asketik: Bersifat sederhana, jujur dan rela berkorban
- Adagium: Peribahasa, pepatah
- Borjuis: Kelas masyarakat dari golongan menengah ke atas
- Berorientasi: Kecenderungan pandangan
- Bersua: Datang saling mendekati
- Berspekulasi: Memperkirakan, berbohong
- Berkamuflase: Menyamar
- Broker: Makelar
- Bias: Menyimpang dari sebenarnya
- Disparitas: Perbedaan
- Disorientasi: Kesamaran arah
- Dinamika: Terjadi pergerakan, pergolakan
- Distorsi: Penyimpangan, pemutarbalikan suatu fakta
- Deskriptif: Menggambarkan
- Diferensiasi: Pembedaan
- Degradasi: Kemunduran, penurunan
- Diskriminasi: Pembedaan perlakuan
- Diskursus: Rasionalitas, wacana, pertukaran ide
- Diaspora: Tercerai-berainya suatu bangsa yang tersebar diberbagai penjuru dunia dan bangsa tersebut tidak memiliki negara/tempat
- Dedikasi: Pengabdian, pengorbanan tenaga, pikiran dan waktu demi keberhasilan suatu usaha atau tujuan mulia
- Dikotomi: pembagian atas dua kelompok yang saling bertentangan (pemisahan)
- Defisit: Kekurangan
- Definitif: Sudah pasti
- Diskresi: Kebebasan mengambil keputusan sendiri dalam setiap situasi yang dihadapi
- Depresiasi: Turunnya nilai, penyusutan nilai
- Divestasi: Pelepasan, pembebasan, pengurangan modal
- Diversifikasi: Penganekaragaman
- Diversitas: Perbedaan, kelainan, keragaman
- Dekret: Keputusan (ketetapan)
- De Facto: Berdasarkan fakta
- De Jure: Berdasarkan hukum
- Di lecut: Di Cambuk
- Demografi: Ilmu tentang susunan jumlah, dan perkembangan penduduk
- Domestik: Berhubungan dengan permasalahan dalam negeri
- Difusi: Penyebaran atau perembesan sesuatu (kebudayaan, teknologi, ide)
- Diredusir: Mengurangi kesulitan, kesukaran: Menyederhanakan sesuatu agar lebih muda
- Diametral: Terpisah secara berhadap-hadapan
- Diksi: pilihan kata yang sesuai
- Direduksi: DIkurangi
- Daring: Dalam jaringan, internet (online)
- Eksistensi: Keberadaan
- Ekspektasi: Harapan
- Esensi: Hakikat, inti
- Esensial: Perlu sekali, mendasar, hakiki
- Eskalasi: Kenaikan, pertambahan
- Etimologi: Asal usul kata
- Empiris: Berdasarkan pengalaman
- Elegan: Anggun dan elok
- Entitas: Satuan yang berwujud
- Efisien: Tepat atau sesuai untuk mengerjakan sesuatu dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga, biaya
- Efektif: Ada efeknya (pengaruh, kesannya, akibatnya)
- Elaborasi: Penggarapan secara tekun dan cermat
- Eksplisit: Terus terang, tidak berbelit-belit
- Emporium: Pusat perdagangan
- Elitis: Kelompok elit: Terpandang
- Etos: Pandangan hidup yang khas dari suatu golongan sosial
- Fluktuatif: Naik-turun
- Fragmen: Cuplikan atau petikan bagian, pecahan sesuatu
- Fanatik: Teramat kuat kepercayaan terhadap ajaran
- Fenomena: Fakta
- Fundamental: Mendasar
- Filantropi: Cinta kasih, kedermawanan kepada sesama
- Fenomenal: Luar biasa, hebat
- Flamboyan: Serba megah, gemerlapan
- Friksi: Perpecahan, pergeseran yang menimbulkan perbedaan pendapat
- Fiskal: Berkenaan dengan urusan pajak atau pendapatan negara
- Feodal: Susunan masyarakat yang dikuasai oleh kaum bangsawan
- Garda: Pengawal
- Garda depan: Pelopor, perintis
- Genosida: Pembunuhan secara besar-besaran secara berencana terhadap suatu bangsa atau ras
- Hierarki: Urutan tingkatan atau jenjang jabatan
- Hipotesis: Anggapan dasar (dugaan sementara)
- Hipokrit: Suka berpura-pura, munafik
- Hegemoni: Memengaruhi, merasuki
- Heuristis: Bersangkutan dengan prosedur analitis yang dimulai dengan perkiraan yang tepat dan mengecek ulang sebelum memberi kepastian
- Interpretasi: Penafsiran
- Intensif: Secara sungguh-sungguh dan terus-menerus dalam mengerjakan sesuatu hingga memperoleh hasil yang optimal
- Intens: Hebat, sangat kuat, tinggi, bergelora, sangat emosional
- Insidental: Terjadi atau dilakukan hanya pada kesempatan atau waktu tertentu saja; tidak rutin
- Intelectual conscience: Nurani intelektual
- Intervensi: Campur tangan
- Implisit: Terkandung di dalamnya meskipun tidak diungkapkan
- Inklusif: Termasuk; terhitung
- Intrik: Penyebaran kabar bohong yang sengaja untuk menjatuhkan lawan
- Komprehensif: Secara menyeluruh lengkap
- Kooperatif: Kerja sama
- Krusial: Gawat, genting
- Konfrontasi: Berhadap-hadapan langsung
- Konsumtif: Tidak menghasilkan, hanya memakai
- Kolektif: Secara bersama
- Kontradiksi: Pertentangan
- Kausalitas: Sebab-akibat
- Kampiun: Baik sekali, juara, pandai sekali
- Konklusi: Kesimpulan (pendapat)
- Korelasi: Hubungan timbal balik atau sebab akibat
- Kontinu: Berkesinambungan
- Konsentris: Mempunyai pusat yang sama
- Korektif: memperbaiki
- Konspirasi: Persekongkolan, konspirasi
- Kolosal: Dibuat secara besar-besaran, luar biasa besarnya
- Kuratif: Dapat menolong menyembuhkan penyakit
- Katarsis: Penyucian diri yang membawa pembaruan rohani dan pelepasan dari ketegangan
- Komparatif: Berdasarkan perbandingan
- Kompetitif: Berhubungan dengan kompetisi: persaingan
- Komplementer: Bersifat saling mengisi; melengkapi
- Konstelasi: Kumpulan orang, sifat, atau benda yang berhubungan
- Kamuflase: Penyamaran
- Kuartal: Tiga bulan
- Laten: Tersembunyi, terpendam taoi punya potensi muncul
- Lacur: Malang, celaka, sial; buruk laku
- Masif: Utuh, padat, kuat, kukuh
- Moderat: Konsep jalan tengah
- Mediator: Penghubung
- Mindset: Pola pikir
- Mainstream: Arus utama (biasa)
- Merefleksikan: Mencerminkan
- Militan: Bersemangat tinggi, berhalauan keras
- Mengelaborasi: Menggarap (mengerjakan) sesuatu secara tekun dan cermat
- Menganulir: Membatalkan
- Meniscayakan: Memastikan
- Mafia: Kelompok kriminal yang terorganisasi
- Madani: Berhubungan dengan hak-hak sipil: bukan militer
- Monumental: Bersifat menimbulkan kesan peringatan pada sesuatu yang agung
- Makar: Akal busuk, tipu muslihat, perbuatan dengan maksud hendak membunuh orang, perbuatan (usaha) menjatuhkan pemerintah yang sah
- Narsisme: Keadaan mencintai diri sendiri secara berlebihan
- Normatif: Berpegang teguh pada norma; menurut norma atau kaidah yang berlaku
- Nomenklatur: Tata nama
- Orientasi: Kecenderungan
- Oase: Tempat, pengalaman, dsb yang menyenangkan di tengah-tengah suasana yang serba kalut dan tidak menyenangkan
- Oposisi: Penentang golongan yang berkuasa
- Oligarki: Pemerintahan yang dijalankan oleh beberapa orang yang berkuasa dari golongan atau kelompok tertentu
- Progresif: Ke arah kemajuan
- Polemik: Perdebatan mengenai suatu masalah yang dikemukakan secara terbuka di media massa
- Pedagogi: Ilmu pendidikan/ilmu pengajaran
- Pedagogis: Bersifat mendidik
- Proletar: Lapisan sosial paling bawah
- Pluralisme: Keadaan masyarakat yang majemuk
- Perfeksi: Kesempurnaan
- Premis: Dasar pemikiran (Asumsi)
- Prerogatif: Hak istimewa kepala negara
- Presisi: Ketepatan, ketelitian
- Paradigma: Kerangka berpikir, model dalam ilmu pengetahuan
- Perspektif: Cara pandang/ sudut pandang
- Paradoks: Bertentangan
- Pragmatis: Bersifat praktis dan berguna bagi umum
- Patriark: Bapak dan kepala keluarga
- Propaganda: Penerangan (paham, pendapat dsb) yang benar atau salah yang dikembangkan dengan tujuan meyakinkan orang agar menganut suatu aliran, sikap, atau arah tindakan tertentu
- Proposisi: Rancangan usulan
- Prodeo: Karena Allah, cuma-cuma (gratis)
- Probabilitas: Kemungkinan
- Preventif: Bersifat mencegah
- Penetrasi: Penerobosan, penembusan, pemasukan
- Plat form: Rencana kerja: program
- Preseden: Hal yang terjadi lebih dahulu dan dapat dipakai sebagai contoh
- Privilese: Hak istimewa, kelebihan tertentu
- Prinsip: Kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir, bertindak, dsb; dasar
- Paripurna: Lengkap, penuh lengkap
- Parsial: Berhubungan atau merupakan bagian dari keseluruhan
- Posesif: Bersifat merasa menjadi pemilik; mempunyai sifat cemburu
- Pasif: Bersifat menerima saja
- Profan: Tidak suci
- Proyeksi: Perkiraan tentang keadaan masa yang akan datang
- Periodik: Berkala, menurut kurun waktu tertentu
- Pedofilia: Kelainan seksual yang menjadikan anak-anak sebagai objek seksual
- Patrimonial: Mengenai warisan dari bapak
- Permisif: Bersifat terbuka, serba membolehkan, suka mengizinkan
- Primordialisme: Pandangan yang memegang teguh hal-hal yang dibawa sejak kecil, baik tradisi, adat istiadat, kepercayaan, maupun segala sesuatu yang ada di dalam lingkungan pertama
- Rival: Lawan
- Riskan: Besar resikonya/berbahaya
- Referendum: Penyerahan suatu masalah ke orang banyak
- Relevansi: Hubungan, kaitan
- Remunerasi: Pemberian hadiah
- Resistansi: Berperilaku bertahan, berusaha melawan atau menentang
- Refleksi: Gambaran
- Rekonsiliasi: Perbuatan memulihkan kembali
- Relatif: Tidak mutlak, bergantung kepada orang yang memandang
- Rekonstruksi: Penyusunan kembali, pengembalian seperti semula
- Rasial: Berdasarkan prasangka ras tertentu
- Restrukturisasi: Penataan kembali supaya struktur atau tatanannya baik
- Radikal: Secara mendasar sampai kepada hal yang prinsip
- Regulasi: Pengaturan
- Revitalisasi: Proses perbuatan menghidupkan atau menggiatkan kembali
- Remedial: Berhubungan dengan perbaikan
- Renaisans: Masa peralihan dari abad pertengahan ke abad modern di Eropa (Abad 14-ke-17)
- Retorika: Keterampilan berbahasa secara efektif
- Resolusi: Putusan atau kebulatan pendapat berupa permintaan atau tuntutan yang ditetapkan oleh rapat (musyawarah, sidang)
- Residivis: Orang yang pernah dihukum mengulangi tindak kejahatan yang serupa
- Renten: Bunga uang, riba
- Restorasi: Pengembalia atau pemulihan kekeadaan semula
- Restorative Justice System: Penyelesaian sebuah permasalahan di luar dari pengadilan
- Sekutu: Teman
- Stagnasi: Keadaan terhenti tidak bergerak
- Stigma: Ciri negatif yang menempel
- Sekuler: Bersifat duniawi
- Suspensi: Penangguhan sesuatu untuk sementara
- Stereotip: Konsepsi mengenai sifat suatu golongan berdasarkan prasangka yang subjektif dan tidak tetap (praduga kebanyakan orang)
- Subtansial: Bersifat inti: sesungguhnya
- Stimulus: Rangsangan
- Sanitasi: Usaha untuk membina dan menciptakan suatu keadaan yang baik di bidangkesehatan masyarakat
- Signifikan: Penting, berarti
- Skeptis: Kurang percaya: Ragu-ragu
- Simultan: Bersamaan, serentak
- Spionase: Pemata-mataan
- Sporadis: Tidak tentu, kadang-kadang
- Sistemik: Susunan: aturan
- Simbiosis mutualisme: Hubungan yang saling menguntungkan
- Spekulasi: Pendapat atau dugaan yang tidak berdasarkan kenyataan, tindakan yang bersifat untung-untungan
- Spekulatif: Dengan pemikiran dalam-dalam secara teori
- Stakeholder: Para pihak, pihak-pihak yang terkait dengan suatu issu atau suatu rencana
- Sistematis: Dengan cara diatur baik-baik
- Skandal: Perbuatan yang memalukan, perbuatan yang menurunkan martabat seseorang
- Simbolis: Sebagai lambang
- Spekulan: Orang yang mencari keuntungan besar dengan cara melakukan spekulasi (Dugaan)
- Surplus: Berlebihan, jumlah yang melebihi hasil biasanya
- Sintesis: Penggabungan, paduan, kesatuan yang selaras
- Sinisme: Pandangan yang mengejek atau memandang rendah
- Sarkasme: Penggunaan kata-kata pedas untuk menyakiti hati orang lain: cemoohan atau ejekan kasar
- Term: Istilah
- Tendensius: Melawan dan menyusahkan, bersifat berpihak, rewel
- Tendensi: Kecenderungan, kecondongan pada suatu hal
- Tipologi: Ilmu watak, watak
- Terminologi: Peristilahan, ilmu mengenai batasan atau defenisi istilah
- Tersua: Terjumpa
- Teritorial: Mengenai bagian wilayah suatu negara
- Turbulensi: Keadaan terganggu karena perubahan yang tidak dapat di prediksi dan dikontrol (ketidakstabilan)
- Titik nadir: Titik paling rendah
- Visioner: Perihal memandang jauh ke depan
- Verifikasi: Pemeriksaan tentang kebenaran laporan, pernyataan, dsb
- Validasi: Pengesahan, pengujian kebenaran atas sesuatu
- Varian: Bentuk yang berbeda
- Via: Melalui
IKLAN
Menerima pendaftaran agen tour and travel dengan harga murah dari aplikasi tiket yang yang terkenal saat ini.
silahkan cek ig @alayyubtravel (https://www.instagram.com/alayyubtravel/?hl=id) atau hubungi nomor WA 083123419866. Mohon bantu disebarkan yah. Terima Kasih
Friday, November 6, 2015
Mahasiswa Bugis-UGM
IKLAN
Menerima pendaftaran agen tour and travel dengan harga murah dari aplikasi tiket yang yang terkenal saat ini.
silahkan cek ig @alayyubtravel (https://www.instagram.com/alayyubtravel/?hl=id) atau hubungi nomor WA 083123419866. Mohon bantu disebarkan yah. Terima Kasih
Thursday, November 5, 2015
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN NONFORMAL
A. Pendahuluan
Indonesia merupakan
salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia. Jumlah
tersebut menunjukkan bahwa sumber daya manusia Indonesia melimpah sebagaimana
sumber daya alam. Namun, hal tersebut berbanding terbalik dengan penghidupan
yang layak pada masyarakat Indonesia. Salah satu Penyebab ketidaksejahteraan
masyarakat Indonesia adalah kemiskinan.
Kemiskinan bukan lagi
isu yang hangat untuk ditelisik, melainkan merupakan isu yang sangat biasa dijumpai
setiap waktu, dan seolah menjadi hal abadi yang dialami oleh Indonesia. Menurut
data badan statistik pusat tahun 2012, jumlah penduduk miskin Indonesia
mencapai 29,13 juta orang. Jumlah tersebut sangat memprihatinkan karena sangat
banyak masyarakat Indonesia yang tidak dapat memanfaatkan dan mengolah sumber
daya alam (SDA) yang melimpah. Bukan hanya itu, masyarakat miskin tidak dapat
menikmati pembangunan dengan memuaskan sebagaimana masyarakat dengan status
sosial menengah ke atas. Ruang gerak masyarakat juga terbatas akibat
kemiskinan.
Kemiskinan yang
sebenarnya lebih kompleks dari apa yang dipahami selama ini. Hal tersebut
diperkuat oleh pendapat Sudarwati (2009: 27) bahwa kemiskinan memiliki wujud
yang majemuk, termasuk rendahnya tingkatan pendapatan dan sumber daya produktif
yang menjamin kehidupan, keterbatasan dan kurangnya akses kepada pendidikan dan
layanan-layanan pokok lainnya, kondisi yang tidak wajar dan kematian akibat
penyakit yang terus meningkat, kehidupan bergelandangan dan tempat tinggal yang
tidak memadai, dan lingkungan yang tidak aman, serta diskriminasi dan keterasingan.
Kemiskinan merupakan
permasalahan yang sangat mendasar, yang harus segera ditangani. Penanganan atau
penanggulangannya bukan hanya tanggung jawab masyarakat miskin tersebut,
melainkan kesinergian antara masyarakat dan pemerintah. Namun, ada beberapa hal
yang menyebabkan kondisi kemiskinan masih sulit untuk ditangani menurut Sumarto
(2010: 21). Pertama, kondisi anggota
masyarakat yang belum ikut serta dalam proses yang berkualitas dan faktor
produksi yang belum memadai. Kedua, rendahnya
tingkat pendidikan masyarakat pedesaan. Ketiga,
pembangunan yang direncankan oleh pemerintah tidak sesuai dengan kemampuan
masyarakat untuk berpartisipasi sehingga masyarakat tidak mampu untuk
menjangkaunya. Oleh karena itu, harus dilakukan upaya untuk membantu masyarakat
keluar dari lingkaran kemiskinan dan melakukan penyadaran terhadap masyarakat
akan banyaknya potensi yang dimiliki oleh dirinya dan lingkungannya sehingga
bermanfaat dan berkontribusi lebih pada pencegahan kemiskinan.
B.
Deskripsi
Masalah
Kabupaten Bone merupakan salah
satu kabupaten di Sulawesi Selatan dengan tingkat kemiskinan terparah sesuai
dengan data yang dirilis
oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Bone tahun 2013 dengan jumlah 87,7 ribu orang. Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan
memenuhi kebutuhan dasar (basic needs
approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai
ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan
bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Jadi, penduduk miskin adalah
penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis
kemiskinan.
C. Pilihan-pilihan Kebijakan
Upaya
pemberdayaan masyarakat miskin untuk mencapai kesejahteraan sosial adalah
melalui pendidikan. Pendidikan nonformal sebagai salah satu pendekatan yang
tepat. Kegiatan yang akan dilakukan ini termasuk dalam pendidikan nonformal,
sebab diselenggarakan di luar lingkungan dan aturan yang memang ditentukan
pendidikan formal. Sistem Pendidikan Nasional membagi tiga jalur pendidikan,
yaitu pendidikan formal, pendidikan nonformal, dan pendidikan informal. Cakupan
ketiga jalur pendidikan tersebut, diuraikan dalam UU RI Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam pasal 1 ayat 11, 12, dan 13 bahwa:
pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang
terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi;
pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang
dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang; dan pendidikan informal
adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
Ada
berbagai alasan yang melatarbelakangi pembagian sistem pendidikan itu.
ketiganya saling melengkapi. Pendidikan informal merupakan pendidikan awal yang
diperoleh setiap individu baik dalam keluarga maupun lingkungan. Namun, sebagai
tindak lanjut dari pendidikan informal adalah pendidikan formal. Tetapi, karena
ketidakmampuan pendidikan formal menjangkau semua lapisan sehingga pendidikan
nonformal yang bertanggung jawab. Konsep pendidikan nonformal merupakan bagian
yang terpenting dalam sistem pendidikan dan memiliki tugas dan tanggung jawab
dengan pendidikan yang lainnya.
Komar
(2006: 213) menjelaskan bahwa pendidikan nonformal adalah pendidikan yang
diselenggarakan di luar sekolah baik di lembaga maupun tidak, melalui kegiatan
belajar mengajar yang tidak harus berjenjang dan bersinambungan. Ungkapan
senada juga diutarakan oleh Adikusumo (dalam Komar, 2006: 213) bahwa setiap
kesempatan yang di dalamnya terdapat komunikasi yang teratur dan terarah di
luar sekolah, dan seseorang memperoleh informasi, pengetahuan, latihan, maupun
bimbingan sesuai dengan usia dan kebutuhan hidupnya, dengan tujuan
mengembangkan tingkat keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang memungkinkan
baginya menjadi peserta yang efisien dan efektif dalam lingkungan keluarganya
bahkan lingkungan masyarakatnya dan negaranya. Konsep pendidikan nonformal ini
merupakan konsep pendidikan dan pembelajaran yang berbasis pada masyarakat.
Dengan harapan dapat mengubah pola pikir masyarakat dan dapat meningkatkan
kehidupannya sehingga dapat berbentuk kesadaran ingin berusaha dan berjuang
untuk mengubah hidupnya melalui proses pendidikan nonformal dapat diberdayakan.
Pemberdayaan
pada hakikatnya mencakup dua aspek yaitu, to give or authority dan to
give ability to enable. Dalam pengertian pertama, pemberdayaan memiliki
makna kekuasaan, sedangkan dalam pengertian yang kedua, pemberdayaan diartikan
sebagai upaya untuk memberi kemampuan atau keberdayaan (Suparjan dan Hempri,
2003: 42-43). Pemberdayaan juga merupakan kunci untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Narayan (2002:
8), yaitu: empowermen is kef for: (a)
quality of life and human dignity, (b) good governance, (c) pro-poor growth dan,
(d) project effectiveness. Ada
beberapa tahap pemberdayaan yang dapat dijadikan sebagai langkah awal untuk
melakukan proses pemberdayaan, menurut Sulistiyani (2004: 83) yaitu: (1) tahap
penyadaran dan pembentukan perilaku, merupakan tahap persiapan dalam proses
pemberdayaan masyarakat; (2) tahap proses transformasi pengetahuan dan
kecakapan keterampilan dapat berlangsung baik, penuh dengan semangat dan
berjalan efektif jika tahap pertama telah terkondisi dengan baik; (3) tahap
pengayaan atau peningkatan intelektualitas dan kecakapan keterampilan yang
diperlukan, agar mereka dapat membentuk kemandiriaan.
Pemberdayaan
masyarakat merupakan langkah kerja Kabupaten untuk ditindaklanjuti setiap
kecamatan dan setiap desa. Ketiga tahapan tersebut dapat dirinci sebagai
berikut.
1.
Tahap penyadaran dan
pembentukan perilaku
Tahap ini lebih
menekankan pada sentuhan penyadaran agar dapat membuka pengetahuan dan
kesadaran masyarakat tentang kondisi kehidupan saat ini terutama kondisi
lingkungannya. Penyadaran dilakukan oleh berbagai pihak yang memiliki
pengetahuan lebih tentang sosial dan kesejahteraan. Bahkan, jika memungkinkan
dilakukan oleh tokoh masyarakat yang berpengaruh atau sengaja didatangkan dari
provinsi atau pusat. Penyadaran ini dilakukan secara bertahap pada setiap desa
di kabupaten Bone.
2. Tahap
transformasi pengetahuan dan kecakapan keterampilan
Adapun beberapa langkah yang dilakukan sebagai konsep utama
yaitu kegiatan-kegiatan yang diarahkan untuk mengembangakan kompetensi masyarakat
dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan, kebudayaan, ekonomi, kreativitas
serta motivasi. Langkah-langkah tersebut dapat dilakukan dengan memanfaatkan
dana dari setiap desa dengan kejelian melihat potensi lokal yang ada di desa
tersebut. Adapun penjelasan konsepnya disajikan sebagai berikut.
a. Membentuk
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
Langkah pertama dilakukan dengan membentuk
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), sebagai tempat berkumpulnya
masyarakat. Di samping itu, PKBM ini juga nantinya dapat dijadikan sebagai
wadah kegiatan untuk mengisi waktu luang masyarakat setelah selesai bekerja.
PKBM adalah suatu lembaga yang dibentuk, diselenggarakan/dikelola dan
dikembangkan dengan prinsip "dari", "oleh" dan
"untuk" masyarakat/komunitas. Kegiatan di PKBM bisa semua ada,
tergantung pada kebutuhan masyarakat sekitar yang membutuhkan
karena sifatnya adalah memenuhi kebutuhan pendidikan
masyarakat, karena PKBM mempunyai tujuan memperluas kesempatan masyarakat yang
tidak mampu untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan mental untuk
mengembangkan diri dan bekerja mencari nafkah. Program kegiatannya bisa berupa
kejar paket, kursus, belajar usaha, kewirausahaan, pemuda produktif, produk
masyarakat, keterampilan, kecakapan hidup, kemitraan dan lain sebagainya.
b. Bidang-Bidang
PKBM
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat ini
nantinya memiliki 4 bidang besar yang menaungi semua kegiatan yang akan
dilakukan oleh masyarakat di PKBM ini yaitu:
1) Bidang
pembelajaran
Dalam bidang ini, masyarakat nanti akan
melakukan sebuah proses yang berkaitan dengan proses transformasi pengetahuan.
Pembelajaran ini tidak menutup semua kalangan dari usia yang sudah tua sampai
anak usia dini. Beberapa hal yang dilakukan dalam bidang ini yaitu:
a) Taman
Baca
Membaca merupakan perangkat
instrumental yang mampu mengafirmasi sistem kognisi untuk berkembang dengan
baik. Dengan membaca setiap orang akan berkembang dan memiliki beragam solusi
untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi secara konkrit. Paket
kegiatan gerakan desa gemar membaca akan dilaksanakan dengan memotivasi serta
memasilitasi masyarakat desa untuk senantiasa menjadikan membaca sebagai sebuah
budaya. Membangun semacam perpustakaan kecil yang diisi oleh buku-buka yang
dapat menunjang kehidupan masyarakat, seperti buku pendidikan, buku
pembelajaran untuk anak-anak, buku-buku mengenai pertanian, peternakan,
perikanan, pertambakan, ekonomi, dan lain sebagainya. Buku-buku ini dapat
diakses dan dibaca oleh masyarakat.
b) Pendidikan
Keaksaraan Fungsional
Kabupaten Bone merupakan kabupaten
termiskin di Sulawesi Selatan, dan masyarakatnya banyak yang termasuk dalam
masyarakat yang buta aksara. Tidak hanya masyarakat yang berusia lanjut tetapi
juga masyarakat yang berusia muda. Oleh karena itu, hadirnya PKBM ini di tengah
masyarakat dapat menjadi salah satu sarana yang dapat digunakan sebagai
pemberantasan buta aksara, dengan menyediakan hal-hal yang dapat menunjang
pembelajaran. Misalnya dengan menyediakan poster-poster yang berkaitan dengan
pembelajaran dasar, dan sebagainya.
c) Pendidikan
Kesetaraan
Pendidikan kesetaraan ini
dapat membantu masyarakat yang ingin memperoleh ijazah disebabkan karena tidak
menajalani pendidikan formal sebagaimana mestinya. Pendidikan Kesetaraan Paket
A adalah program pendidikan kesetaraan setingkat SD (Sekolah Dasar). Program
ini ditujukan bagi yang ingin mendapatkan pendidikan setingkat SD. Paket B
adalah program pendidikan kesetaraan setingkat SMP/SLTP (Sekolah
Menengah/Lanjutan Tingkat Pertama). Paket C adalah program pendidikan
kesetaraan setingkat SMA/SLTA (Sekolah Menengah/Lanjutan Tingkat Atas).
d) Pendidikan
Keterampilan
Masyarakat suka dengan berbagai macam
kegiatan yang berkaitan dengan kihidupan yang dijalani. Pendidikan Keterampilan (vokasional), Kecakapan Hidup (life skill)
dan Kursus-kursus merupakan program yang memberikan keterampilan praktis kepada
masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidupnya seperti keterampilan
pertukangan, permesinan yang dilakukan oleh kaum laki-laki, tata busana,
komputer, jasa. Tidak hanya itu, seperti ibu-ibu yang suka menjahit, suka
membuat kue dan sebagainya.
2) Bidang usaha ekonomi produktif
Bidang Usaha Ekonomi Produktif adalah
kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan pemberdayaan ekonomi anggota,
mencakup program-program unit usaha PKBM, Kelompok Usaha Bersama (KUBE),
pengembangan usaha masyarakat, kerjasama usaha masyarakat, peningkatan
produktivitas masyarakat, penciptaan lapangan kerja baru dan lain-lain. Bidang
usaha produktif ini memiliki keterkaitan dengan pendidikan keterampilan. Bidang
ini dapat ditunjang dari keterampilan karena hasil dari keterampilan tersebut
dapat dipasarkan dalam usaha ekonomi produktif ini sehingga dapat menunjang
pendapatan ekonomi. Kegiatan pelatihan yang mengajarkan berbagai kreasi tepat
guna dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat. Item ini akan didorong
dengan mengadakan pelatihan-pelatihan pembuatan aneka kreasi makanan kemasan,
kerajinan hiasan rumah tangga, serta berbagai inovasi lain yang akan
disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Metode yang digunakan dalam kegiatan
ini berupa semiloka dan pendampingan komunitas di kalangan masyarakat.
Sementara itu, sasaran utamanya adalah ibu-ibu rumah tangga dan pemuda-pemudi
Karang Taruna desa. Kegiatan ini diharapkan dapat berlangsung secara
berkelanjutan dan dikelola secara mandiri oleh masyarakat.
3) Bidang pengembangan masyarakat
Bidang pengembangan masyarakat adalah
kegiatan penguatan kapasitas kelompok yang mencakup penguatan
sarana/prasarana/infrastruktur fisik, perbaikan dan pengembangan lingkungan,
pembangunan. Lingkungan Hidup, Pelestarian Hutan,
Penyuluhan Pertanian, Peternakan, penyuluhan kesehatan, dan sebagainya. Bidang
pengembangan masyarakat ini dapat dilakukan secara berkala berkaitan dengan apa
yang terjadi dan dibutuhkan oleh masyarakat. Kebudayaan atau kesenian termasuk
juga dalam pengembangan masyarakat karena masyarakat dapat menyalurkan bakat
dan kemampuannya dalam bidang kesenian. Misalnya menari, hal-hal yang berkaitan
dengan kesusastraan, tujuan dari kegiatan kesenian atau kebudayaan ini untuk
menggeliatkan kearifan lokal sehingga kebudayaan yang merupakan warisan nenek
moyang dapat dilestarikan dan terjaga dengan baik.
3.
Tahap pengayaan
Pada
pengayaan ini merupakan tindak lanjut dari tahap kedua. Apabila pada tahap kedua,
masyarakat masih dimbimbing dan diarahkan dalam melakukan
keterampilan-keterampilan. Namun, pada tahap pengayaan ini masyarakat desa
dapat melakukan kegiatan secara mandiri sesuai dengan kompetensi lokal, dan
juga kepekaan terhadap hal-hal yang dibutuhkan masyarakat atau lingkungan
desanya.
D. Kesimpulan dan Rekomendasi
Kabupaten Bone
provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu kabupaten yang berada diurutan
kedua dengan jumlah penduduk terbesar. Namun, dari jumlah penduduk tersebut
tidak menjamin kesejahteraan masyarakatnya. Yang dibutuhkan untuk
menyeimbangkan sumber daya alam yang melimpah adalah kualitas sumber daya
manusia yang dapat memanfaatkan sumber daya alam tersebut. Yang terjadi justru
sebaliknya, kabupaten Bone merupakan kabupaten dengan tingkat kemiskinan
terparah di Sulawesi Selatan. Salah satu langkah yang dapat dilakukan oleh
pemerintah adalah dengan memanfaatkan dana desa yang saat ini sedang diprogramkan
oleh pemerintah kemudian membentuk lembaga pendidikan non formal.
Pendidikan nonformal
dapat mewadahi pembentukan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), sebab PKBM
mewadahi berbagai kegiatan atau keterampilan yang dapat dilakukan oleh
masyarakat desa. Ada banyak hal yang dapat dikembangkan karena setiap daerah
mempunyai keunggulan potensi daerah yang berbeda yang perlu dikembangkan. Oleh
karena itu, masyarakat dapat terlepas dari belenggu kemiskinan dengan kemandirian
memanfaatkan potensi daerahnya.
Direkomendasikan
kepada Pemerintah khususnya Kementerian Sosial, Kementerian Pendidikan
Direktorat Pendidikan Masyarakat, Kementerian Pembangunan Desa Tertinggal dan
Transmigrasi, Pemerintahan Kabupaten, Kecamatan, Desa, Praktisi, dan Pekerja
Sosial.
Daftar Pustaka
Badan Pusat
Statistik (BPS) Kabupaten Bone. 2013.
Komar,
Oong. (2006). Filsafat Pendidikan
Nonformal. Bandung: Pustaka Setia.
Narayan.
2012. Empowerment and Poverty Reduction.
Washington DC: The World Bank.
Republik
Indonesia. (2003). Undang-Undang RI Nomor
20, Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Sudarwati,
Ninik. 2009. Kebijakan Pengentasan Kemiskinan (Mengurangi Kegagalan
Penanggulangan Kemiskinan, Intermedia.
Sulistiyani.
2004. Kemitraan dan Model-Model
Pemberdayaan. Yogyakarta: Gaya Media.
Sumarto.
2010. Jurus Mabuk Membangun Ekonomi
Rakyat. Jakarta: Indeks.
Suparjan,
Hempri. 2003. Pengembangan Masyarakat,
(dari Pembangunan sampai Pemberdayaan. Yogyakarta: Aditya Media.
RINGKASAN BUKU COMMUNITY DEVELOPMENT KARYA JIM IFE DAN FRANK TESORIERO
Buku Community Development yang
ditulis oleh Jim Ife dan Frank Tesoriero serta diterjemahkan oleh Sastrawan
Manullang, dkk. Merupakan buku yang dijadikan sebagai acuan mata kuliah
pengembangan masyarakat. Buku ini terdiri dari 13 bab dengan pembahasan yang
saling terkait satu dengan yang lainnya.
Bab I : Krisis layanan kemanusiaan, kebangkitan
individualisme, dan kebutuhan akan komunitas
Bab II :
Landasan pengembangan masyarakat: suatu perpektif ekologis
Bab III: Landasan pengembangan masyarakat: suatu
perspektif keadilan sosial dan hak azasi manusia
Bab
IV: Ekologi dan
keadilan sosial/ham: suatu visi untuk pengembangan masyarakat
Bab
V : Perubahan dari bawah
Bab
VI : Partisipasi
Bab
VII: Proses pengembangan
masyarakat
Bab
VIII: Global dan lokal
Bab
IX : Pengembangan
masyarakat terpadu
Bab X :Pengembangan masyarakat: pengembangan
budaya, lingkungan, personal/spiritual
Bab
XI : Penerapan
prinsip-prinsip dalam praktik
Bab
XII : Peran dan keterampilan
Bab
XIII : Isu-isu Praktis
BAB
I: KRISIS LAYANAN KEMANUSIAN, KEBANGKITAN INDIVIDUALISME, DAN KEBUTUHAN AKAN
KOMUNITAS
Awal
bab ini menjelaskan tentang mengapa harus ada pengembangan masyarakat, maka
diceritakanlah masalah-masalah yang terjadi.
Pada bab I terdiri dari tiga sub
bab yaitu:
1.
Krisis dalam negara
kesejahteraan
Sub
bab pertama menjelaskan tentang adanya krisis yang terjadi dalam sebuah negara
yang notabenenya sebagai nagara yang sejahtera. Negara yang dibahas dalam sub
bab ini adalah lebih ke negara-negara barat, akan tetapi penulis dapat memahami
bahwa tujuan mempelajari dari sub bab I ini adalah untuk mempelajari
permasalahan yang ada dalam sebuah negara sehingga melahirkan sebuah konsep
yang kemudian dapat digunakan sebagai pisau analisis permasalahan yang ada di
negara Indonesia.
2. Layanan
berbasis masyarakat sebagai suatu alternatif
Pada
sub bab ke dua terkait dengan sub bab pertama. Keterkaitannya adalah pada sub
bab pertama menjelaskan tentang sebuah permasalahan dan sub bab ke dua menjalaskan
solusi alternatif dari permasalahan tersebut yaitu dengan layanan berbasis
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan manusia, dengan mengerahkan sumber-sumber
daya, keahlian dan kearifan dari komunitas itu sendiri.
3. Unsur
yang hilang: Pengembangan Masyarakat
Sub
bab ke tiga menjelaskan tentang adanya unsur yang hilang dalam pengembangan
masyarakat maka di sub bab ke tiga ini menjelaskan mengenai pentingnya janji
komunitas, modal sosial, dan kebutuhan akan orang asing dalam pengembangan
masyarakat.
Jadi, intinya
adalah krisis layanan kemanusian terjadi sebagai akibat dari kebangkitan
individualisme dan solusi untuk menanganinya dengan sebuah komunitas atau
layanan berbasis masyarakat.
BAB
II. LANDASAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT: SUATU PERPEKTIF EKOLOGIS
Bab II ini terdiri atas lima sub
bab, yaitu:
1.
Krisis Lingkungan Hidup
Pada
sub bab ini dijelaskan mengenai krisis-krisis lingkungan hidup yang terjadi
mencakup polusi udara, laut, sungai, dan tanah, kandungan racun dalam rantai
makanan, penurunan sumber daya alam bumi, penipisan lapisan ozon, pemanasan
global, kepunahan jenis-jenis flora dan fauna, hilangnya wilayah-wilayah alam
liar, erosi lapisan atas tanah, desertifikasi, deforestasi, limbah nuklir dan
krisis populasi. Jadi, yang dibahas adalah berbagai krisis yang terjadi pada
lingkungan hidup.
2. Tanggapan
lingkungan dan tanggapan green
Tanggapan
lingkungan hidup terhadap masalah-masalah ekologis memiliki dua ciri penting. Pertama, mereka berupaya memecahkan
masalah-masalah spesifik dengan solusi-solusi yang diskrit. Jadi, masalah
pemanasan global diatasi dengan mengurangi gas rumah kaca, masalah berkurangnya
sumber daya dengan teknologi alternatif, masalah polusi dengan teknologi
anti-polusi, masalah populasi dengan program keluarga berencana, masalah
hilangnya alam liar dengan menciptakan kawasan lindung, masalah kepunahan jenis
dengan program jenis langka dan seterusnya. Kedua,
mencari solusi-solusi dalam orde sosial, ekonomi, dan politik yang ada saat
ini.
Sebaliknya,
tanggapan green terhadap
masalah-masalah lingkungan hidup memakai pendekatan yang lebih mendasar atau
radikal. Pendekatan tersebut melihat masalah-masalah lingkungan hidup sebagai
sekadar gejala-gejala dari masalah mendasar yang lebih penting. Itu adalah
konsekuensi dari suatu orde sosial, ekonomi, dan politik yang secara mencolok
tidak berkelanjutan, dan karena itu adalah orde sosial, ekonomi, dan politik
inilah yang harus diubah. Jadi, inti dari tanggapan lingkungan dan tanggapan green adalah menanggapi krisis
lingkungan hidup.
3. Tema-tema
dalam analisis green
Ada
beberapa tema dalam analisis green yaitu:
a. Eko-sosialisme
memiliki persepsi masalah utama atas kapitalisme. Solusi yang diusulkan adalah
masyarakat sosialis.
b. Eko-anarkhisme
memiliki persepsi masalah utama hirarki, pemerintah, dan birokrasi. Solusi yang
diusulkan adalah desentralisasi, kontrak lokal, dan tidak ada pemerintah pusat.
c. Eko-feminisme
memiliki masalah utama patriarki. Solusi yang diusulkan adalah revolusi
feminis, menghargai atribut perempuan, dan mengakhiri penindasan gender.
d. Eko-luddisme
memiliki masalah utama teknologi. Solusi yang diusulkan adalah teknologi rendah
berskala manusia, dan mengakhiri kemajuan teknologi yang tidak berakar.
e. Anti-pertumbuhan
memiliki masalah utama pada pertumbuhan (ekonomi, populasi, konsumsi,
dll.). solusi yang diusulkan adalah
masyarakat tanpa pertumbuhan.
f. Ekonomi
alternatif memiliki persepsi atas masalah utama pada teori ekonomi
konvensional. Solusi yang ditawarkan adalah ekonomi berkelanjutan, termasuk
eksternalitas dan ekonomi yang terdesentralisasi.
g. Kerja,
waktu senggang dan etika kerja memilik persepsi masalah utama defenisi kerja,
ketergantungan pada pasar tenaga kerja sebagai mekanisme distributif. Solusi
yang diusulkan defenisi-defenisi baru dari kerja dan waktu senggang, serta
jaminan pendapatan minimum.
h. Pembangunan
global memiliki persepsi utama pada dominasi dan eksploitasi atas dunia
mayoritas oleh dunia minoritas, dan ketidaksetaraan global (pembangunan).
Solusinya yaitu kesetaraan global dan pembangunan tepat guna.
i.
Eko-filosofi memiliki
pandangan dunia yang antroposentris. Solusi utamanya yaitu pandangan dunia yang
ekosentris.
j.
Pemikiran paradigma
baru memiliki persepsi atas masalah pandangan dunia berpaham Newtonian. Solusi
yang ditawarkan adalah holistis, paradigma sistematis Cartesian, dan berpikir
linier.
4. Suatu
perspektif ekologis
Perspektif
ekologis ini digunakan sebagai tema pemersatu empat prinsip ekologi yaitu
holisme, keberlanjutan, keanekaragaman, dan keseimbangan. Holisme memiliki
konsekuensi filosofi ekosentris menghormati kehidupan dan alam. Menolak solusi
linier perubahan organik. Keberlanjutan memiliki konsekuensi keonservasi
mengurangi konsumsi, ekonomi tanpa pertumbuhan, membatasi perkembangan
teknologi, antikapitalis. Keanekaragaman menghargai perbedaan, tidak ada
jawaban tunggal, desentralisasi, komunikasi jejaring dan lateral, teknologi
tingkat rendah. Keseimbangan antara global/lokal/Yin/Yang/Gender hak/tanggung
jawab/perdamaian dan koperasi.
Inti dari pembahasan ini adalah
dalam pengembangan masyarakat harus menghormati kehidupan alam sekitarnya.
BAB III.
LANDASAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT: SUATU
PERSPEKTIF KEADILAN SOSIAL DAN HAK AZASI MANUSIA
Bab
ini membahas suatu perspektif keadilan sosial dan hak asasi manusia yang
dijadikan sebagai landasan pengembangan masyarakat. Dijelaskan pula bahwa dalam
mengembangkan masyarakat harus berkeadilan sosial dan memenuhi hak-hak
masyarakat tersebut. Terdapat empat komponen kunci dari pendekatan keadilan
sosial dan HAM kepada kerja masyarakat, keadaan yang merugikan, hak-hak,
pemberdayaan dan kebutuhan. Keempat komponen tersebut tidak berdiri sendiri.
Jelas terlihat, tiap-tiap komponen relevan bagi yang lainnya dan terdapat
berbagai kaitan yang jelas. Misalnya, kebutuhan dan hak, dan pemberdayaan,
serta struktur-struktur yang merugikan.
BAB IV. EKOLOGi,
KEADILAN SOSIAL DAN HAM: SUATU VISI UNTUK PENGEMBANGAN MASYARAKAT
Pada
bagian ini menjelaskan dan memadukan pembahasan dari bab II dan bab III. Yang
mana pada sub babnya, yaitu mempertanyakan mengapa setiap perspektif tidak
cukup tanpa yang lainnya. Di sini dijelaskan bahwa dalam pengembangan
masyarakat masing-masing perspektif saling mengkritik satu dengan yang lainnya.
Janji integrasi, masing-masing perspektif ekologi, keadilan sosial dan HAM
saling berintegrasi untuk mengembangkan masyarakat. Maka lahirlah sebuah
konsep-konsep yaitu keberlanjutan sosial, memadukan yang sosial dan non sosial,
kesetaraan antar genarasi, keadilan global, keadilan ekosentris, hak lingkungan
hidup, kewajiban-kewajiban global, dan lingkungan hidup. Konsep-konsep tersebut
digunakan dalam komunitas untuk pengembangan sebagai layanan kemanusiaan
berbasis masyarakat yang menjadi suatu visi alternatif.
BAB V. PERUBAHAN DARI
BAWAH
Yang
dimaksud dalam bab ini adalah terjadinya perubahan bukan dari atas ke bawah,
melainkan perubahan yang berdasar pada masyarakat grass root dalam kata lain perubahan dari bawah. Tidak hanya itu,
juga dijelaskan cara terjadinya perubahan dari bawah tersebut. Seorang pekerja
masyarakat yang ingin melakukan sebuah perubahan dari bawah harus memenuhi
berbagai syarat yaitu menghargai pengetahuan lokal, menghargai kebudayaan
lokal, menghargai keterampilan lokal, mampu bekerja dalam solidaritas yang
tidak hanya mementingkan pengetahuan diri sendiri. Jika ingin melakukan sebuah
perubahan dari bawah perlu pengetahuan awal mengenai landasan ideologis dan
teoretis sebagai dasar dalam melakukan perubahan tersebut. Beberapa landasan
idelogis dan teoretis tersebut adalah pluralisme, sosialisme domokratis,
anarkhisme, post-kolonialisme, post-modernisme, dan feminisme.
BAB VI. PARTISIPASI
Bab
VI ini menjelaskan konsep partisipasi dalam pengembangan masyarakat. Salah satu
kunci keberhasilan sebuah partisipasi adalah demokrasi. Demokrasi partisipatif
ini memiliki empat karakteristik yaitu desentralisasi, akuntabilitas,
pendidikan, dan kewajiban. Tetapi menurut penulis yang paling utama adalah
membangun kesadaran terlebih dahulu melalui pendidikan. Di samping itu,
terdapat pula demokrasi deliberatif. Demokrasi liberatif ini berupaya mencari
peran bagi masyarakat dalam mendefinisikan parameter-parameter permasalahan,
dan tidak menempatkan pemerintah sebagai pakar yang memiliki pengetahuan dan
kebijakan yang superior. Jadi, demokrasi liberatif merupakan penggabungan dari
pemerintah dan masyarakat untuk memecahkan sebuah permasalahan secara
partisipatif.
Permasalahan
yang biasa terjadi dalam konteks partisipasi adalah adanya tokenisme. Tokenisme
diartikan sebagai masyarakat yang diminta konsultasinya atau diberi informasi
mengenai suatu keputusan, tetapi sebenarnya mereka hanya memiliki sedikit atau
sama sekali tidak memiliki kekuasaan untuk mempengaruhi keputusan tersebut.
Jadi, pada intinya adalah perubahan dari bawah berada pada jantung pengembangan
masyarakat dan partisipasi menghidupkan konsep ini.
BAB VII. PROSES
PENGEMBANGAN MASYARAKAT
Pengembangan
masyarakat sejatinya merupakan proses. Dalam mengevaluasi proyek pengembangan
masyarakat siapa pun harus melihat proses, dan dalam merencanakan serta
menerapkan program pengembangan masyarakat apapun senantiasa merupakan proses
bukan hasil yang harus dipertimbangkan mendalam. Orang-orang yang menekankan
pada pernyataan hasil perlu menyadari bahwa untuk pengembangan masyarakat
proses yang baik merupakan hasil terpenting yang dapat dicapai. Proses yang
baik akan mendorong masyarakat untuk menentukan tujuan mereka sendiri dan tetap
menguasai perjalanan selain tujuan akhir. Pengembangan masyarakat perlu
mengupayakan pembentukan cara berpikir yang menghargai saling interaksi di
antara masyarakat, menghargai kualitas pengalam kolektif, dan memaksimalkan
potensi mereka dan mencapai pri kemanusiaan mereka secara utuh melalui
pengalaman proses masyarakat.
BAB VIII. GLOBAL DAN
LOKAL
Pada
bab ini, seorang pekerja masyarakat harus mampu memahami isu-isu global dan
juga dapat menjawab perubahan global dengan berpikir global, tetapi bertindak
lokal. Dan seorang pekerja masyarakat dalam mengembangkan masyarakat mampu
menguasai persoalan-persoalan global untuk perubahan secara lokal. Dengan
kemajuan globalisasi, ekonomi global, komunikasi global, dan lalu lintas dunia
global, gagasan bahwa kita tinggal di satu dunia menjadi sangat penting dalam
semua bidang termasuk pengembangan masyarakat. Dalam dunia global, praktik
pengembangan masyarakat tidak dapat mengabaikan isu global, bagaimanapun
perhatian global harus ditampakkan. Kekuatan-kekuatan global memengaruhi semua
masyarakat, dan merupakan faktor pendukung atas persoalan dan isu yang dihadapi
masyarakat. Oleh karena itu, dalam memahami suatu masyarakat, seorang pekerja
masyarakat harus mampu memahami global maupun lokal, dan bagaimana keduanya
saling memengaruhi/berinteraksi. Menerapkan secara lokal dan global merupakan
tantangan besar bagi para pekerja masyarakat. Hal ini dapat dicapai dengan
menggunakan pendekatan globalisasi dari bawah, mencoba untuk merekonstruksi
agenda globalisasi untuk kepentingan orang-orang dan masyarakat pada umumnya,
dan menghubungkan mereka dengan aksi akar rumput global untuk perubahan. Poin
penting bagi pekerja masyarakat adalah selalu menyadari hubungan antara lokal
dan global, dan menyelidiki cara-cara dapat menghubungkan masyarakat dengan
gerakan global untuk perubahan.
BAB IX. PENGEMBANGAN
MASYARAKAT TERPADU
Pengembangan
masyarakt terpadu terdiri atas enam dimensi, tetapi pada bab ini hanya membahas
tiga dimensi saja. Pertama, dimensi
pengembangan sosial yang lebih fokus pada pengembangan pelayanan, balai
masyarakat, perencanaan sosial, dan semangat sosial. Kesemuanya itu, berfokus
pada sosial masyarakat. Kedua,
pengembangan ekonomi. Dalam pengembangan masyarakat tidak hanya berfokus pada
sosialnya, tetapi juga pada peningkatan ekonominya. Ketiga, pengembangan politik terdiri atas dua yaitu pengembangan
politik internal dan eksternal. Pengembangan politik internal membahas mengenai
peningkatan kesadaran dan pengorganisasian. Jadi, tataran perubahan itu masih
dalam lingkup dalam masyarakat. Pengembangan politik eksternal terdiri dari pengorganisasian
dan aksi sosial. Jadi, tataran perubahan yang terjadi dalam masyarakat melalui
sebuah tindakan nyata untuk mengungkapkan permasalahan yang terjadi dalam
pengembangan masyarakat itu sendiri.
BAB X. PENGEMBANGAN
MASYARAKAT: PENGEMBANGAN BUDAYA, LINGKUNGAN, PERSONAL/SPIRITUAL
Bab
ini merupakan lanjutan dari bab IX yaitu berkaitan dengan pengembangan
masyarakat yang terpadu. Keempat,
pengembangan budaya dilakukan dengan melestarikan dan menghargai kebudayaan
lokal, melestarikan dan menghargai budaya asli, multikulturalisme, dan budaya
partisipatif. Kelima, pengembangan
lingkungan sebagaimana yang telah dibahas pada bab II bahwa pengembangan
masyarakat tetap memperhatikan kondisi lingkungan alam yang ada disekitarnya
sehingga tidak melahirkan permasalahan lingkungan. Keenam, pengembangan personal dan spiritual. Masyarakat adalah
bagian dari individu maka segala pembahasan mengenai pengembangan masyarakat
telah mencakup pula pengembangan personal. Untuk pengembangan spiritual
merupakan dimensi yang sangat penting untuk pengembangan masyarakat, rasa akan
kesakralan, dan penghormatan terhadap nilai-nilai spiritual termasuk bagian
penting dari pembentukan kembali masyarakat manusia dan memberikan makna, serta
tujuan kehidupan manusia. Keenam dimensi tersebut sangat diperlukan dalam
pembangunan yang seimbang.
BAB XI. PENERAPAN
PRINSIP-PRINSIP DALAM PRAKTIK
Bab
ini memusatkan pada identifikasi prinsip-prinsip pengembangan masyarakat
melampaui kondisi lokal dan oleh karenanya mengarahkan praktik seseorang pada
level yang lebih umum. Prinsip-prinsip tersebut dikelompokkan menurut
pembahasan pada bab II, III, V, VI, dan VII. Prinsip-prinsip ekologis terdiri
dari prinsip holisme, keberlanjutan, keanekaragaman, perkembangan organik,
perkembangan yang seimbang. Prinsip keadilan sosial dan HAM terdiri mengatasi
struktur yang merugikan, mengatasi wacana-wacana yang merugikan, pemberdayaan,
hak asasi manusia, dan definisi kebutuhan. Prinsip menghargai yang lokal
terdiri dari menghargai pengetahuan lokal, menghargai kebudayaan lokal,
mengahargai sumber daya lokal, mengahrgai keterampilan masyarakat lokal,
mengahrgai proses lokal, dan partisipasi. Prinsip-prinsip proses terdiri dari
proses, hasil, dan visi. Integritas proses, menumbuhkan kesadaran, kerja sama
dan konsensus, langkah pembangunan, perdamaian dan anti kekerasan,
inklusifitas, dan membangun masyarakat. Prinsip-prinsip global dan lokal yaitu,
menghubungkan yang global dan lokal, dan praktik anti-kolonialis
BAB XII. PERAN DAN
KETERAMPILAN
Dalam
bagian ini dijelaskan menganai peran dan keterampilan yang harus dimiliki oleh
pekerja masyarakat. Wilayah teknis dari pengembangan masyarakat dan dimulai
dengan masalah buku panduan yang digunakan, kompetensi yang digunakan, dan
mampu mengetahui prinsip-prinsip dalam praktik, teori, repleksi, dan praksis. Beberapa
peran dan keterampilan yang harus dipahami, yaitu peran dan keterampilan
memfasilitasi: 1) memfasilitasi semangat sosial, 2) mediasi dan negosiasi, 3) dukungan,
4) membangun konsensus, 5) fasilitasi kelompok, 6) pemanfaatan berbagai
keterampilan dan sumber daya, 7) mengorganisasi, dan 8) komunikasi pribadi.
Peran
dan keterampilan mendidik: 1) Peningkatan kesadaran, 2) Memberikan informasi,
3) Konfrontasi, dan 4) Pelatihan. Peran dan keterampilan representasi: 1)
Memperoleh berbagai sumber daya, 2) advokasi, 3) menggunakan media, 4) humas
dan presntasi publik, 5) jaringan kerja (networking),
6) berbagi pengetahuan dan pengalaman. Berbagai peran dan keterampialan teknis:
1) penelitian, 2) menggunakan komputer, 3) presentasi verbal dan tertulis, 4)
manajemen, dan 5) pengaturan keuangan. Untuk memahami semua itu, dibutuhkan neds assesment dan evaluasi. Ketika
menemukan sebuah permasalahan maka dibutuhkan pengembangan berbagai
keterampilan dengan cara menganalisis penyadaran, pengalaman, belajar dari
orang lain, dan intuisi.
BAB
XIII. ISU-ISU PRAKTIS
Adapun yang menjadi pembahasan
yaitu isu-isu praktis yang terjadi dalam sebuah masyarakat, seperti isu-isu
pekerja masayarakat yang terdiri dari pekerja masyarakat yang dipekerjakan,
pekerja sektoral yang dipekerjakan, profesional berfokus masyarakat, aktivis
yang dipekerjakan, dan aktivis masyarakat yang tidak dibayar. Isu praktis
mengenai nilai dan etika yang dibahas adalah nilai-nilai pribadi, pemaksaan
atas berbagai nilai, dan berbagai dilema moral dan etika. Isu selanjutnya
mengenai profesionalisme, pendidikan dan pelatihan, penggunaan dan penyalahgunaan
kekuasaan, kerja masyarakat internal dan eksternal, komitmen jangka panjang.
Untuk menggapi isu praktis tersebut dibuthkan sebuah dukungan (support) dari para majikan atau atasan,
teman sekerja, pekerja dalam berbagai masyarakat yang lain, anggota komuniatas,
berbagai jaringan kerja aktivis, dan berbagai jaringan kerja pribadi.
Gairah, visi dan harapan,
pengetahuan teknis, keterampilan, dan keahlian merupakan hal penting. Namun,
semua hal itu tidaklah cukup. Para pekerja masyarakat yang baik harus memiliki
gairah, sebuah komitmen, sebuah antusiasme yang nyata bagi kerja mereka, dan
sesuatu yang mengendalikan mereka untuk aktif. Para pekerja masyarakat tidak
akan melihat kerja mereka sebagai sekadar sebuah pekerjaan. Namun, sebagai
sesuatu yang pada hakikatnya penting, tindakan yang baik, dan bagian dari
membuat dunia menjadi sebuah tempat yang lebih baik.
Subscribe to:
Posts (Atom)
-
Contoh Kalimat Pembuka Pidato yang Baik Di bawah ini adalah contoh kata pembuka dalam pidato ---------------------------------------------...
-
Kata-kata di bawah adalah kumpulan dari hasil bacaan penulis dari beberapa literatur, seperti buku, koran, media online dll. Semoga bermanfa...