Thursday, November 5, 2015

FILSAFAT PENDIDIKAN SOSIAL

Filsafat pendidikan sosial merupakan nama lain dari filsafat pendidikan luar sekolah atau sekarang disebut dengan filsafat pendidikan non formal. Filsafat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari esensi atau pokok pangkal dari sesuatu, sedangkan pendidikan non formal adalah pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, pelengkap, dan penambah pendidikan formal (UU RI No. 20 Tahun 2003). Akan tetapi, penulis memahami bahwa esensi/subtansi pendidikan non formal adalah pendidikan yang berlangsung sepanjang hayat. Penulis juga menyadari bahwa mata kuliah filsafat pendidikan non formal merupakan satu bagian yang terkait dengan mata kuliah pada semester satu, yaitu filsafat ilmu. Sebagaimana filsafat ilmu membahas secara umum hakikat dari ilmu dan filsafat pendidikan non formal dan membahas khusus hakikat pendidikan itu sendiri yang notabenenya pendidikan merupakan bagian dari ilmu.







1.      Buatlah refleksi filosofis Saudara tentang:
a.     Landasan ontologis filsafat pendidikan pendidikan sosial atau non formal
Jawaban:
Ontologi menyelidiki hakikat dari segala sesuatu dari alam nyata yang sangat terbatas pada panca indra. Landasan ontologis filsafat pendidikan non formal adalah pendidikan untuk semua. Pendidikan untuk semua dikategorikan sebagai landasan ontologis pendidikan non formal karena penulis merasa bahwa pendidikan sekolah belum mampu untuk menjawab permasalahan pendidikan di belahan dunia dan khususnya di Indonesia.
b.    Landasan epistemologis filsafat pendidikan sosial atau non formal
Jawaban:
Epistemologis membahas proses dan cara manusia memperoleh dan menangkap pengetahuan dan jenis-jenis pengetahuan. Adapun landasan epistemologis filsafat pendidikan non formal adalah fleksibel, kontekstual dan fungsional. Fleksibel berarti luwes, kontekstual berarti berhubungan dengan konteksnya, dan fungsional yang berarti sesuai dengan fungsi atau pendidikan yang memiliki arti dan makna bagi masyarakat.




c.     Landasan aksiologis/nilai filsafat pendidikan sosial atau non formal
Jawaban:
Aksiologis membahas tentang nilai, manfaat, dan tujuan. Penulis juga memahami  bahwa aksilogis membahas lebih dalam berkaitan dengan untuk apa pendidikan non formal tersebut? Pendidikan non formal bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, penuntasan kemiskinan, pemerolehan pengetahuan dan keterampilan untuk keberlangsungan hidupnya serta pemenuhan hak sebagai manusia paripurna. Peningkatan kesejahteraan masyarakat akan terjadi jika masyarakat tersebut memperoleh pengetahuan sehingga menjadi sadar dan mampu untuk memahami kebutuhannya.

2.      Buatlah suatu analisis apakah praktik pendidikan sosial di Indonesia telah sesuai dengan landasan filsafati sebagaimana yang diidealkan oleh Saudara. Berikan satu contoh kasus untuk analisis yang Saudara lakukan.
Jawaban:
Dalam praktiknya pendidikan non formal masih jauh dari apa yang diharapkan. Paradigma sebagian besar masyarakat masih memandang bahwa pendidikan sebenarnya adalah pendidikan formal (sekolah). Hal pertama yang perlu dilakukan adalah  mengubah mindset masyarakat tersebut. Sebagaimana yang kita pahami bahwa pendidikan bukan hanya pendidikan formal (sekolah), tetapi masih ada pendidikan informal dan non formal yang lebih luas memaknai permasalahan bangsa Indonesia. UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 ayat 10 yang menjelaskan bahwa satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, non fomal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Dari situ sudah jelas akan hal tersebut. Akan tetapi, di lain pihak, pemerintah masih memandang sebelah mata pendidikan non formal dan informal. Terbukti, dengan usaha pemerintahan Bapak Jokowi-JK yang sebelumnya ingin mengubah nama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang menurut penulis sudah dapat mewakili direktorat-direktorat yang ada di dalamnya seperti pendidikan dasar, menengah, anak usia dini, non formal dan informal. Malah, di ganti dengan nama Kementerian Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah yang hanya mewakili tiga direktorat saja. Hal itu mengindikasikan bahwa pemerintah hanya ingin memfokuskan pendidikan pada sektor formal saja. Padahal jika memahami permasalahan pendidikan yang kompleks ini dan belajar pada negara-negara maju maka perlu adanya sinergitas antara pendidikan formal, non formal dan informal. Kasus tersebut dapat dipahami bahwa kurang pahamnya pemerintah mengenai esensi dan subtansi dari pendidikan itu sendiri. Dan sampai hari ini penulis masih sering mendengar dari media cetak maupun elektronik penyebutan nama Kementerian Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah. Dari analisis kasus tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa praktik pendidikan non formal belum sesuai dengan landasan filsafati karena masalah asumsi dasar dari pendidikan yang belum terpahamkan oleh masyarakat dan pemerintah. Harapannya, semoga pendidikan non formal lebih diperhatikan lagi baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat luas. Sebagaimana negara-negara maju di Eropa dan Amerika yang menyederajatkan antara pendidikan formal, non formal dan informal. Selain itu, penulis juga menganalisis implementasi pendidikan non formal di masyarakat yang sampai hari ini masih konsisten menjadi pelengkap dari pendidikan formal. Contohnya, kursus bahasa Inggris yang notabenenya dikelola oleh lembaga pendidikan non formal masih sangat menarik di mata masyarakat. Itu dikarenakan, masyarakat belum mendapatkan pengetahuan lebih mengenai pendidikan bahasa Inggris di sekolah sehingga solusinya adalah belajar melalui pendidikan non formal. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengaruh pendidikan non formal sangat menentukan kualitas manusia di Indonesia.   


3.      a. Buatlah perbandingan antara ide-ide pokok progresivisme dan rekonstruksionisme  dalam pendidikan.
Jawaban:
Ide pokok progresivisme:
1)      Progresivisme berakar pada pragmatisme.
2)      Sasaran pendidikan ialah meningkatkan kecerdasan praktis (kompetensi) dalam rangka efektifitas pemecahan masalah yang disajikan melalui pengalaman.
3)      Nilai bersifat relatif, terutama nilai duniawi, menjelajah, aktif, evolusioner, dan konsekuensi perilaku.
4)      Bersifat evolusioner dengan gaya liberalistik.
5)      Pendidikan adalah proses perkembangan, sehingga seseorang pendidik meski selalu siap untuk senantiasa memodifikasi berbagai metode dan strategi dalam pengayaan ilmu pengetahuan terbaru.
6)      Peranan guru tidak langsung, melainkan memberi petunjuk kepada siswa.
7)      Kehidupan yang demokratis merupakan kondisi yang dibutuhkan dalam pertumbuhan kearah kemajuan
8)      Belajar melakukan pemecahan masalah
Ide pokok rekonstruksionisme
1)      Suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern.
2)      Menjadikan masyarakat sebagai agen perubahan sosial melalui pendidikan.
3)      Peserta didik diajarkan untuk berpikir kritis dari akar guna merombak susunan pendidikan yang baru.
4)      Anak, sekolah dan pendidikan itu sendiri dikondisikan oleh kekuatan budaya dan sosial.
5)      Bersifat revolusioner, menuju kehidupan yang sejahtera pada kurun waktu tertentu.
b. Apa ide-ide dari rekonstruksionisme yang relevan bagi pengembangan filsafat pendidikan sosial di Indonesia? Jelaskan!
Jawaban:
Beberapa ide yang telah disebutkan. Penulis memilih beberapa ide yang kiranya urgen dan sangat relevan bagi pengembangan filsafat pendidikan non formal di Indonesia, yaitu pada konteks anak, sekolah, dan pendidikan itu sendiri, dikondisikan oleh kekuatan budaya dan sosial. Jadi mereka harus memahami kebudayaan mereka masing-masing, sehingga mereka akan saling menghargai. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah penduduk ± 230.000.000.000 jiwa yang terdiri dari 1128 suku, 746 bahasa dan beberapa kepercayaan. Hal tersebut jika dimaknai secara positif maka akan menjadi suatu kekayaan bangsa yang tidak dimiliki oleh negara lain. Akan tetapi, keberagaman budaya, suku, agama juga dapat menimbulkan sisi negatif jika tidak ditanggapi secara dewasa. Kondisi realitas Indonesia hari ini adalah masih banyaknya konflik horizontal yang terjadi, seperti konflik antaragama yang terjadi di Maluku dan Poso dan konflik antarsuku Madura dan Dayak di Kalimantan dan berbagai konflik horizontal lainnya. Realitas ini menjelaskan bahwa masih adanya pemahaman di masyarakat akan primordialisme terhadap suku dan agamanya masing-masing sehingga menganggap suku atau agama lain rendah di mata mereka. Persoalan tersebut dapat dihindari ketika pemahaman tentang kebinekaan dan toleransi terus dijunjung tinggi. Hal demikian dapat terlaksana melalui pendekatan aliran filsafat pendidikan rekonstruksionisme. Contohnya, jika masyarakat dibelajarkan keaksaraan fungsional di PKBM perlu diterapkan juga pemahaman menghargai kebudayaan orang lain dan sekaligus menyampaikan bahwa di negara Indonesia ini begitu banyak suku, agama, ras, dan antar golongan akan tetapi harus tetap memperioritaskan persatuan dan kesatuan Indonesia dan menjunjung tinggi toleransi terhadap seseorang.

4.      Ada lima aliran filsafat pendidikan yang dikenal dalam pendidikan non formal, yaitu aliran humanis, behavioris, liberalis, progresivis, dan radikal. Menurut Saudara, aliran filsafat mana yang tepat diterapkan dalam pendidikan non formal di Indonesia? Jelaskan!
Jawaban:
Menurut penulis, aliran filsafat pendidikan yang tepat diterapkan dalam pendidikan non formal di Indonesia adalah aliran progresivisme. Mengapa? Karena sebagaimana yang dipahami dalam konteks negara Indonesia bahwa pola atau cara menerapkan pendidikan non formal yang baik harus lebih bersifat fleksibel, kontekstual dan fungsional. Jadi, yang diajarkan kepada masyarakat adalah apa yang bermanfaat bagi mereka. Misalnya, kita mengajari keterampilan memancing di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang kita ketahui bahwa daerah tersebut merupakan derah pegunungan, maka hal tersebut tidak akan bermanfaat dan tidak kontekstual dengan permasalahan masyarakat. Begitupun dengan manfaat aliran progresivisme ini, mampu untuk menjadikan masyarakat menjadi berpikir maju serta dapat menganalisis kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang dapat meningkatkan segi ekonominya seperti mengelola desa agraris menjadi desa wisata yang secara tidak langsung dapat meningkatkan penghasilan dari masyarakat tersebut. Olehnya itu, diperlukan pemahaman mendalam mengenai aliran ini.

5.      Apa kelemahan dan kelebihan dari filsafat pendidikan behaviorisme? Apakah ada ide-ide filsafat behaviorisme yang diterapkan dalam pendidikan non formal di Indonesia? Jelaskan pendapat Saudara disertai contoh-contohnya.
Jawaban:
Kelemahan filsafat pendidikan behaviorisme:
1)      Tidak mampu menjelaskan proses pendidikan yang kompleks. Terfokus pada satu tujuan.
2)      Kurang dapat menjelaskan adanya variasi emosi warga belajar.
3)      Warga belajar menjadii kurang kreatif karena proses pendidikan bersifat kaku.
4)      Pendidik dan peserta didik (warga belajar) melakukan interaksi yang bersifat paternalistik
Kelebihan Filsafat pendidikan behaviorisme
1)      Menekankan pada perubahan perilaku sehingga menjadikan manusia sebagai manusia yang mengikuti norma yang ada.
2)      Warga belajar memiliki semangat yang tinggi karena adanya reward dari pendidik sehingga warga belajar termotivasi untuk melakukan yang terbaik.
3)      Memiliki kurikulum yang jelas mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi sehingga proses belajar termanajemen dengan baik.
4)      Aliran pendidikan yang berusaha untuk tetap mempertahankan adat istiadat, norma-norma, dan kebudayaan yang termanifestasikan melalui tingkah laku.


Ide-ide filsafat behaviorisme yang diterapkan dalam pendidikan non formal di Indonesia yaitu mengenai perubahan tingkah laku warga belajar dalam menghadapi berbagai wujud perubahan di zaman modernisasi saat ini. Perubahan tingkah laku merupakan hal utama yang harus diubah. Banyak orang yang dikategorikan cerdas secara intelektual akan tetapi secara emosional/ tingkah lakunya masih sangat meresahkan masyarakat. Terbukti dari beberapa kasus korupsi yang terjadi di Indonesia. Orang yang terjerat kasus korupsi adalah rata-rata orang yang secara stratifikasi sosial dan pendidikan menengah ke atas atau dikategorikan cerdas secara intelektual. Namun, realitasnya kecerdasan intelektual tidak mampu menjamin seseorang untuk tidak malakukan perbuatan yang menyimpan dari norma masyarakat. Hal tersebut sudah membudaya di negara ini. Sebagai generasi muda, kita harus mampu untuk tidak mengikuti tingkah laku (behavioris) yang menyimpang dari pejabat negara tersebut. Salah satu solusinya yaitu dengan pendekatan pendidikan non formal yang mencakup segala proses pendidikan yang terlaksana di luar dari pendidikan formal. Mulai dari keluarga, masyarakat, sahabat, lembaga masyarakat, media dan hal lainnya yang terkait dengan pendidikan non formal. Ide yang lain mengenai adanya reward atau stimulus dari pendidik. Dari situ,  warga belajar terstimulus dan termotivasi untuk berprestasi dan melakukan yang terbaik. Misalnya, dalam konteks pendidikan kesetaraan paket A, B, maupun C. Warga belajar distimulus oleh ijazah paket tersebut sehingga termotivasi untuk mendapatkan hal tersebut. Di lain pihak, dalam konteks pendidikan formal, penulis memahami bahwa aliran behavioris masih sangat berpengaruh besar. Terbukti dalam situasi pendidikan yang selalu menerapkan sistem cumlaude dan peringkat siswa sehingga siswa termotivasi dengan stimulus tersebut. Bukan hanya kasus-kasus dia tas, masih ada beberapa ide-ide yang lain yang sangat relevan di dunia pendidikan saat ini.  

PEMBANGUNAN SOSIAL MELALUI BEASISWA LPDP

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang sangat tinggi. Hal tersebut diperkuat dalam Merdeka.com bahwa Indonesia menduduki urutan keempat negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia. Tidak hanya itu, secara kualitas Indonesia berada pada urutan 108 dari 187 jumlah negara yang dilihat dari kategori Indeks Pembangunan Manusia (United Nations Development Programme- undp.org). Dengan jumlah penduduk tersebut memaksa Indonesia harus berbenah menjawab tantangan zaman yang setiap waktu berubah. Kehidupan modern dan global sebagai dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berpengaruh terhadap masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, pembangunan di segala aspek kehidupan harus dilaksanakan dengan berdasar pada kemajuan yang di bawah oleh arus dari luar.
Manusia sebagai motor penggerak harus terlebih dahulu dibenahi, sebab jumalah Sarjana Doktoral yang dimiliki Indonesia untuk saat ini per 1 juta penduduk hanya 143 orang sarjana, sedangkan Malaysia sudah mencapai 509 orang (Kompas.com). olehnya itu, pembangunan pada sektor Sumber Daya Manusia (SDM) ini menjadi dasar akan pembangunan pada sektor yang lain. Kekayaan Sumber Daya Alam yang dimiliki oleh Indonesia sebenarnya berbanding lurus dengan jumlah Sumber Daya Manusia, tetapi tidak berbanding lurus dengan daya saing yang dimiliki oleh setiap Sumber Daya Manusia tersebut. Sebenarnya, sejak dulu pemerintah telah menyimpan perhatian pada Sumber Daya yang dimiliki oleh negara, namun perhatian itu hanya sekadar perhatian saja, tidak secara penuh. Karena nyatanya, hanya segelintir orang yang memiliki daya saing yang tinggi dengan kemampuan yang tinggi pula.
Keresahan atau kegelisahan yang timbul sebagai akibat atau pengaruh dari luar yang seolah membuat Indonesia berpangkuh tangan pada negara lain, menyadarkan pemerintah untuk memanfaatkan serta membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimilikinya, jumlahnya banyak, dan masih sangat produktif sehingga memiliki daya saing yang juga tidak tertandingi nantinya. Oleh karena itu, pemerintah mengalokasikan sebagian anggaran negara dan kemudian membentuk suatu badan yang khusus menangani Beasiswa. Sebagaimana tertuang dalam UUD 1945 mengamanahkan bahwa sekurang-kurangnya dua puluh persen Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) adalah untuk fungsi pendidikan. Pemerintah dan DPR RI pada tahun 2010 melalui UU Nomor 2 tahun 2010 tentang APBN-P 2010 menyepakati bahwa sebagian dana dari alokasi dana fungsi pendidikan dalam APBN-P tersebut dijadikan sebagai Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN) yang dikelola dengan mekanisme pengelolaan dana abadi (endowment fund) oleh sebuah Badan Layanan Umum (BLU).
Salah satu beasiswa terbesar di Indonesia adalah Beasiswa Lembaga Pengelolah Dana Pendidikan yang kemudian disingkat dengan Beasiswa LPDP. Beasiswa ini sangat buming dan menjadi incaran hampir semua pelajar di Indonesia yang ingin melanjutkan pendidikannya. Tetapi diperuntukkan untuk putra-putri terbaik yang dimiliki oleh Indoneisa yang dapat menjangkau segala lapisan masyarakat dengan berbagai macam jenis beasiswa yang ditawarkan. Namun, tentunya hanya putra-putri yang memiliki kemampuan yang menjamin, serta berdedikasi tinggi buat bangsa yang akan diterima.
Bertitik tolak dari bentuk pembangunan pada masyarakat tersebut, penulis tertarik dan merasa perlu membahas lebih lanjut mengenai Pembangunan Sosial melalui Beasiswa LPDP.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.      Bagaimana pembangunan sosial melalui Beasiswa LPDP?
2.      Bagaimana pengaruh pembangunan sosial melalui beasiswa LPDP untuk Indonesia?
3.      Bagaimana peran PLS dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dilakukan oleh pemerintah melalui pemberian Beasiswa LPDP?

Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan:
1.      Pembangunan sosial melalui Beasiswa LPDP
2.      Dampak pembangunan sosial melalui beasiswa LPDP untuk Indonesia
3.      Peran PLS dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dilakukan oleh pemerintah melalui pemberian Beasiswa LPDP?

Manfaat Makalah
Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis maupun secara praktis.
1.      Manfaat Teoretis
Penulisan makalah ini diharapkan menjadi pertimbangan dalam pengembangan teori khususnya berkaitan dengan teori pembangunan sosial yang terjadi dalam masyarakat sehingga dapat menjadi salah satu sumber dalam peningkatan mutu Pendidikan Luar Sekolah.
2.      Manfaat Praktis
a.       Bagi Masyarakat
Penulisan makalah ini dapat menjadi penambahan informasi untuk masyarakat terutama yang ingin melanjutkan pendidikan namun terkendala oleh biaya sehingga nantinya dapat mengambil bagian dalam proses pembangunan manusia Indonesia dan turut andil dalam proses pembangunan Indonesia.
b.      Bagi Pemerintah
Manfaat penulisan bagi pemerintah yaitu dapat tetap menyediakan beasiswa atau dalam bentuk lain dalam hal pembangunan sumber daya manusia sebab ada banyak potensi-potensi yang sebenarnya dimiliki oleh manusia Indonesia namun tersembunyi dan tidak tersalurkan dengan baik.





















BAB II
PEMBAHASAN
Deskripsi Kasus
Beasiswa LPDP merupakan salah satu beasiswa terbesar yang saat ini dimiliki oleh Indonesia. Berada dalam naungan pemerintah. Menteri Keuangan melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 252/PMK.01/2011 tanggal 28 Desember 2011 menetapkan Organisasi dan Tata Kelola Lembaga Pengelola Dana Pendidikan sebagai sebuah lembaga non eselon yang langsung bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan dan berpedoman pada kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh Dewan Penyantun LPDP (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Keuangan, dan Menteri Agama). Melalui Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 18/KMK.05/2012 tanggal 30 Januari 2012, LPDP ditetapkan sebagai instansi pemerintah yang menerapkan pola keuangan Badana Layanan Umum. Namun, saat ini bertambah satu kementrian yang menjadi Dewan Penyantun LPDP yaitu Kementrian Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Sejak tahun 2011 hingga tahun 2015 LPDP merupakan beasiswa dengan Awardee terbanyak.  
Ada beberapa jenis beasiswa yang ditawarkan oleh LPDP untuk putra-putri terbaik bangsa, terutama sesuai dengan kapasitas dan kemampuannya. Sasaran Bidang Ilmu BPI sesuai prioritasnya adalah: Bidang Teknik, Sains, Pertanian, Kelautan dan Perikanan, Kedokteran dan Kesehatan, Akuntansi dan Keuangan, Hukum, Agama, Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Budaya, seni dan Bahasa. Sselain itu, Program Magister dan Doktoral juga memiliki tema prioritas, yaitu: Kemaritiman, Perikanan, Pertanian, Ketahanan Energi, ketahanan Pangan, Industri Kreatif, Manajemen Pendidikan, Teknologi Transportasi, Teknologi Pertahanan dan Keamanan, Teknologi Informasi dan Komunikasi, Teknologi Kedokteran dan Kesehatan, Keperawatan, Lingkungan Hidup, Keagamaan, Keterampilan, Ekonomi/Keuangan Syariah, Budaya/Bahasa, dan Hukum Bisnis Internasional. Beasiswa-beasiswa ini memiliki persyaratan atau ketentuan yang berbeda-beda. Jenis beasiswa tersebut antara lain:
1.        Beasiswa Magister dan Doktor
Beasiswa ini diperuntukkan untuk pembiayaan studi lanjut pada program Magister atau program Doktoral di Perguruan Tinggi di dalam dan di luar negeri. Sasaran pelamar BPI Program Magister dan Doktoral adalah Warga Negara Indonesia (WNI) yang mempunyai kemampuan akademik yang unggul dan jiwa kepemimpinan yang kuat serta berkeinginan untuk melaksanakan studi lanjut pada program Magister atau program Doktoral pada perguruan tinggi tujuan LPDP baik pada bidang ilmu yang sama maupun berbeda dengan bidang ilmu pada jenjang pendidikan sebelumnya.
2.        Beasiswa Tesis dan Disertasi
Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) program Tesis/Disertasi ditujukan bagi para mahasiswa Magister atau Doktoral yang memiliki keterbatasan dana untuk menyelesaikan tesis/disertasinya, baik yang sedang belajar di dalam negeri maupun luar negeri. Tujuan program ini adalah untuk mempercepat tersedianya lulusan Magister atau Doktoral yang berkualitas dan dapat memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan dan teknologi.
3.        Beasiswa Afirmasi
Beasiswa ini diperuntukkan untuk putra-putri Indonesia yang berasal dari daerah perbatasan, yaitu: wilayah kabupaten/kota yang secara geografis dan demografis berbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau laut lepas. Kawasan perbatasan terdiri dari kawasan perbatasan darat dan laut, yang tersebar secara luas dengan tipologi yang beragam, mulai dari pedalaman hingga pulau-pulau kecil terdepan (terluar); Daerah tertinggal; yaitu daerah dengan pencapaian pembangunan yang rendah dan diperhitungkan memiliki indeks kemajuan pembangunan ekonomi dan sumberdaya manusia di bawah rata-rata indeks nasional; Alumni penerima Bidikmisi dan kelompok masyarakat berprestasi dari keluarga miskin yang memiliki IPK Minimal 3,50; dan Kelompok masyarakat yang telah berjasa membawa nama bangsa Indonesia dalam bidang olah raga dan seni budaya baik di tingkat nasional maupun internasional. Untuk mengakomodasi kebutuhan tersebut, LPDP mengeluarkan kebijakan Beasiswa Afirmasi untuk kelompok masyarakat yang membutuhkan perlakuan khusus.
4.        Beasiswa Pendidikan Dokter Spesialis
Beasiswa Pendidikan Indonesia Dokter Spesialis adalah program beasiswa yang dibiayai oleh pemerintah Indonesia melalui pemanfaatan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN) dan dikelola oleh LPDP untuk pembiayaan studi lanjut pada program spesialis di Perguruan Tinggi di dalam negeri. Sasaran bidang ilmu Beasiswa Pendidikan Dokter Spesialis, sesuai prioritasnya adalah Spesialis Obstetri & Ginekologi, Spesialis Anak, Spesialis Penyakit Dalam, Spesialis Anastesiologi, Spesialis Bedah, Spesialis Radiologi, Patologi Klinik, Rehabilitasi Medik, dan dimungkinkan program spesialis lain yang ada dalam daftar LPDP.


5.        Presidential Scholarship
Program beasiswa magister & doktor yang diinisiasi oleh pemerintah Indonesia melalui LPDP dengan menggunakan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN) yang dikelola oleh LPDP bekerjasama dengan pihak Kepresidenan RI untuk menempuh studi pada perguruan tinggi terbaik di dunia. “Indonesia Presidential Scholarship” (IPS) bertujuan menyiapkan generasi emas Indonesia melalui SDM yang berkualitas baik sebagai pemimpin maupun ilmuwan di berbagai bidang dalam rangka menyiapkan Indonesia negara yang maju pada 100 tahun kemerdekaan RI pada tahun 2045. Melekatnya Lembaga Kepresidenan dalam program beasiswa ini merupakan wujud komitmen tertinggi pemerintah Indonesia terhadap pembangunan sumber daya manusia Indonesia dalam rangka kejayaan bangsa dan negara Indonesia.

Pengaruh peningkatan kualitas sumber daya manusia yang terjadi sebagai akibat dari kehadiran beasiswa LPDP
Pemberian beasiswa LPDP oleh pemerintah merupakan langkah yang tepat untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik atau bersifat positif karena melalui pembangunan manusia yang difasilitasi dan dibiayai untuk melanjutkan pendidikan baik dalam negeri maupun luar negeri. Jumlah sumber daya manusia yang dimiliki Indonesia berada dalam kategori yang jumlah banyak. Tujuan pemerintah memberikan beasiswa tidak lain dan tidak bukan adalah turut andil dalam Pembangunan dalam segala sektor, sebab jika manusia Indonesia tercetak dengan baik maka akan memberikan daya saing yang menjadi perhitungan dan mengubah Indonesia.
Beberapa prioritas yang menjadi fokus LPDP sesuai dengan karakter dan iklim Indonesia, yaitu Kemaritiman, Perikanan, Pertanian, Ketahanan Energi, ketahanan Pangan, Industri Kreatif, Manajemen Pendidikan, Teknologi Transportasi, Teknologi Pertahanan dan Keamanan, Teknologi Informasi dan Komunikasi, Teknologi Kedokteran dan Kesehatan, Keperawatan, Lingkungan Hidup, Keagamaan, Keterampilan, Ekonomi/Keuangan Syariah, Budaya/Bahasa, dan Hukum Bisnis Internasional, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk semua jurusan atau sektor pembangunan atau bidang lain. Beasiswa ini mendukung ketersediaan sumber daya manusia Indonesia yang berpendidikan dan berkualitas serta memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi dan mempunyai visi masa depan bangsa yang kuat sebagai pemimpin Indonesia masa depan.
Beasiswa berfokus pada pembangunan sumber daya manusia melalui sektor pendidikan. Putra-putri terbaik bangsa yang tentunya terpilih di sekolahkan baik ke luar negeri maupun di dalam negeri, tetapi sebenarnya sangat difokuskan yang ingin lanjut ke luar negeri karena budaya, iklim, situasi, dan sebagainya di luar negeri sangat berbeda dengan yang ada di dalam negeri. Di samping itu, beasiswa ini dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat mulai dari yang tidak mampu, termasuk dalam daerah 3T atau perbatasan, dan juga dari kalangan yang mampu secara finansial, tetapi tentunya harus memiliki kecerdasan yang mumpuni.

Teori Pembangunan Sosial
1.    Teori Modernisasi
Modernisasi mengandung 3 makna, yang pertama makna yang sangat umum meliputi seluruh perubahan sosial yang progresif dimana masyarakat bergerak maju. Sedangkan yang kedua bermakna historis menyangkut transformasi sosial, politik, ekonomi, kultural dan mental yang dialami Barat sejak abad ke-16 dan mencapai puncaknya di abad 19 dan 20. Makna yang kedua ini sering disebut dengan “modernitas” yang meliputi proses industrialisasi, urbanisasi, rasionalisasi, birokratisasi, demokratisasi, pengaruh kapitalisme, individualisme dan motivasi untuk berprestasi, meningkatnya pengaruh akal dan sains. Makna modernisasi yang ketiga paling khusus dan hanya mengacu pada masyarakat terbelakang atau tertinggal dan berupaya untuk mengejar ketertinggalan dari masyarakat yang lebih maju terlebih dahulu (Sztompka, 1993: 149). Pada teori tersebut sesuai dengan yang saat ini dihadapi oleh Indonesia. Dan melalui beasiswa LPDP, Indonesia dapat bergerak untuk mengahadapi dunia global yang sangan modern dengan mengualitaskan sumber daya manusianya atau bersifat progresif.
2.    Teori Kebutuhan McCelland
Teori kebutuhan McClelland menyatakan bahwa pencapaian, kekuasaan/kekuatan dan hubungan merupakan tiga kebutuhan penting yang dapat membantu menjelaskan motivasi. Kebutuhan pencapaian merupakan dorongan untuk melebihi, mencapai standar-standar, dan berjuang untuk berhasil. Kebutuhan kekuatan dapat membuat orang lain berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya, dan kebutuhan hubungan merupakan keinginan antarpersonal yang ramah dan akrab dalam lingkungan organisasi. McClelland menjelaskan bahwa setiap individu memiliki dorongan yang kuat untuk berhasil. Ada tiga kebutuhan manusia yang mempengaruhi, yaitu kebutuhan akan pencapaian (nAch), Kebutuhan kekuatan (nPow), dan nAff adalah kebutuhan untuk memperoleh hubungan sosial yang baik dalam lingkungan kerja. Selain itu, terdapat juga tiga jenis motivasi, yaitu: pertama, Motivasi pencapaian (n-Acc), dalam hal ini Individu-individu dengan kebutuhan prestasi yang tinggi sangat termotivasi dengan bersaing dan menantang pekerjaan. Mereka mencari peluang promosi dalam pekerjaan. Mereka memiliki keinginan yang kuat untuk umpan balik pada prestasi mereka. Kedua, Motivasi kekuasaan (n-Pow) merupakan Individu-individu yang termotivasi oleh kekuasaan memiliki keinginan kuat untuk menjadi berpengaruh dan mengendalikan. Mereka ingin  pandangan dan ide-ide mereka harus mendominasi dan dengan demikian, mereka ingin memimpin. Ketiga, Motivasi hubungan / affiliasi (n-Aff) merupakan Individu-individu yang termotivasi oleh afiliasi memiliki dorongan untuk lingkungan yang ramah dan mendukung. Individu tersebut yang berkinerja efektif dalam tim. Orang-orang ingin disukai oleh orang lain. Dari teori tersebut, Beasiswa LPDP memfasilitasi generasi Indonesia agar dapat termotivasi belajar dan berprestasi sehingga kebutuhan-kebutuhan di atas dapat terpenuhi, terutama berkaitan dengan pencapaian.
3.    Teori Pembangunan Manusia
Teori pembangunan manusia menekankan pada aspek keterampilan. Pembangunan tidak hanya berurusan dengan produksi dan distribusi barang-barang material. Selain itu pembangunan juga harus menciptakan kondisi-kondisi yang membuat manusia bisa mengembangkan kreativitasnya. Bagaimanapun juga, pembangunan pada akhirnya harus ditujukan pada pembangunan manusia. Manusia yang dibangun adalah manusia yang kreatif.
Kedua teori tersebut sesuai dengan yang saat ini dihadapi oleh Indonesia. Dan melalui beasiswa LPDP, Indonesia dapat bergerak untuk mengahadapi dunia global yang sangat modern dengan mengualitaskan sumber daya manusianya atau bersifat progresif.

Peran PLS
PLS masuk dalam garis bidang prioritas LPDP. PLS sangat berperan penting dalam pembangunan sosial terutama pembangunan sumber daya manusia karena PLS bersentuhan langsung dengan masyarakat. Dalam hal ini, PLS juga dapat turut andil mempersiapkan putra-putri Indonesia menjadi putra-putri terbaik yang nantinya menjadi bagian atau mendapatkan beasiswa LPDP tersebut. Berbagai peran PLS dalam hal keikutsertaan dan turut andil dalam pembangunan manusia Indonesia adalah:
1.    PLS berperan dalam hal fasilitator dalam artian media komunikasi dari beasiswa LPDP ke masyarakat luas.
2.    Peran yang dapat dibentuk atau dilakukan untuk pengembangan di dalam masyarakat dengan pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan yang dimaksud adalah pembekalan dalam bentuk fasilitator atau pun pendampingan yang dapat dilakukan dengan beberapa proses, seperti yang dikemukakan oleh Sulistiyani (dalam Miradj dan Sumarno, 2014: 106): 1) Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku, merupakan tahap persiapan dalam proses pemberdayaan masyarakat. Tahap ini lebih menekankan pada sentuhan penyadaran akan lebih membuka keinginan dan kesadaran masyarakat tentang kondisi kehidupan saat ini. Penyadaran dalam hal ini yaitu membuka keinginan dan kesadaran masyarakat tentang kondisi kehidupan saat ini agar tidak hanya memikirkan diri sendiri, tetapi juga masyarakat dan bangsa. Masyarakat dituntut untuk peka, berpikir terbuka dan juga bertanggung jawab.; 2) Tahap proses transformasi pengetahuan dan kecakapan keterampilan dapat berlangsung baik, penuh dengan semangat dan berjalan efektif jika tahap pertama telah terkondisi dengan baik. Transformasi pengetahuan dan kecakapan keterampilan dapat dilakukan dengan pemberian kursus-kursus, terutama kursus TOEFL atau bahasa asing yang menjadi syarat dalam pendaftaran Beasiswa LPDP, sekaligus syarat melanjutkan pendidikan. Selain itu, juga dapat memberikan penguatan terhadap bidang yang diinginkan atau yang menjadi fokus; 3) Tahap pengayaan atau peningkatan intelektualitas dan kecakapan keterampilan yang diperlukan, agar mereka dapat membentuk kemandirian sehingga nantinya dapat menjadi agen perubahan atau pemb

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut.
1.      Pemberian beasiswa LPDP oleh pemerintah merupakan langkah yang tepat untuk melakukan perubahan karena manusia sebagai motor penggerak harus terlebih dahulu dibenahi. Pembangunan pada sektor Sumber Daya Manusia (SDM) ini menjadi dasar akan pembanguan pada sektor yang lain.
2.      Peran Pendidikan Luar Sekolah dalam pembangunan sosial terutama pembangunan sumber daya manusia karena PLS bersentuhan langsung dengan masyarakat. Beberapa bentuk peran yang dapat dilakukan oleh PLS yaitu penyadaran akan tanggung jawab dan pembentukan perilaku, transformasi pengetahuan dan kecakapan keterampilan (pendampingan dan penguatan), dan pengayaan, serta fasilitator atau sebagai media komunikasi dari beasiswa LPDP ke masyarakat luas.

Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan, penulis berharap agar masyarakat dapat memanfaatkan dengan baik kesempatan yang diberikan oleh pemerintah untuk turut andil dan mengambil bagian dalam proses pembangunan sosial dalam hal ini pembangunan Indonesia secara keseluruhan.












DAFTAR PUSTAKA

Miradj, Safri & Sumarno. 2014. “Pemberdayaan Masyarakat Miskin, Melalui Proses Pendidikan Nonformal, Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Di Kabupaten Halmahera Barat”Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat, vol. 9, no. 8, pp. 101-112.
Santoso, Pudjio. 2012. Teori Pembangunan. [online]. http://psantoso-fisip.web.unair.ac.id/artikel_detail-42166-Umum-Teori%20Pembangunan.html Diakses: 7 Mei 2015.
Sztompka, Piotr. 2005      Sosiologi Perubahan Sosial. Terjemahan Alimandan. Jakarta: Prenada Media.