Pendidikan
Anak Usia Dini merupakan bagian dari ilmu pendidikan yang secara khusus mempelajari
pendidikan anak usia 0-6 tahun.
Pendidikan
Anak Usia Dini pada hakikatnya adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan
tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh
atau menekankan pada perkembangan seluruh aspek kepribadian anak.
Dalam UU RI No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal
1 ayat 14 menjelaskan bahwa Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut. Dalam Undang
– Undang tersebut, perihal PAUD juga
lebih dijelaskan pada pasal 28 yaitu sebagai berikut:
- PAUD diselenggarakan sebelum
jenjang pendidikan dasar.
- PAUD dapat diselenggarakan melalui
jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal
- PAUD pada jalur pendidikan formal
berbentuk Taman kanak-kanak (TK), Raudatul
Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat.
- PAUD pada jalur pendidikan
nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA),
atau bentuk lain yang sederajat.
- PAUD pada jalur pendidikan informal
berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh
lingkungan.
- Ketentuan mengenai PAUD sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih
lanjut dengan peraturan pemerintah.
Anak
harus dibentuk sejak dini agar nantinya anak ketika mulai tumbuh dan berkembang
dapat mengisi hari-harinya dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat positif. Anak
ketika melihat dan mendalami dunia luar akan membentuk jati diri anak. Sebagaimana
diketahui bahwa anak-anak adalah
generasi penerus bangsa. Salah satu jalan untuk menciptakan generasi yang
berkualitas adalah Pendidikan Anak Usia Dini. Sebab, generasi penerus yang
berkualitas harus dibekali dengan pendidikan yang baik agar dirinya menjadi
manusia seutuhnya dan menjadi generasi yang baik daripada pendahulunya.
Pendidikan
Anak Usia Dini merupakan salah satu penyelenggaraan sebagai upaya pembinaan
bagi anak sejak lahir sampai usia enam tahun. Penyelenggaraan PAUD tersebut
dilakukan dengan cara pemberian rangsangan pendidikan untuk memicu dan membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak nantinya memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lanjutan. Dengan adanya rangsangan tersebut,
anak mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal.
Perkembangan
ilmu ini menjadikan Pendidikan Anak Usia Dini sebagai disiplin ilmu yang multi
dan interdisipliner, dalam arti,
PAUD merupakan satu disiplin ilmu yang terdiri atas banyak ilmu yang saling
terkait satu sama lain. berbagai ilmu tersebut antara lain, ilmu pendidikan,
ilmu psikologi perkembangan, ilmu biologi perkembangan, ilmu sosiologi, ilmu
kesehatan, ilmu olahraga, dan juga ilmu bidang studi seperti matematika, sains,
bahasa dan seni, serta pendidikan jasmani.
Berbagai jenis disiplin ilmu tersebut
nantinya akan membentuk anak menjadi anak yang berkualitas, yaitu anak yang
tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya. Tidak hanya itu,
juga membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar. Yang terpenting adalah
membentuk anak dari aspek:
a. Fisik/motorik
Anak
mampu mengelolah gerakan dan keterampilan tubuh, termasuk gerakan-gerakan yang
mengontrol tubuh baik gerakan halus maupun kasar.
b. Intelektual
Mampu
berpikir logis, kritis, berargumen, memecahkan masalah, dan memahami hubungan
sebab akibat.
c. Emosional
Mampu
mengembangkan konsep diri dan sikap positif terhadap belajar, kontrol diri dan rasa memiliki yang wajar
serta mengikis sifat egosentrisme.
d. Aspek
moral dan spiritual
Memahami
aturan-aturan moral dan nilai-nilai agama, serta mentaatinya. Menjalankan
ritual dan terlibat dalam kegiatan spiritual.
e. Aspek
sosial
Mampu
bersosialisasi, bersahabat dengan orang lain, mengenal kehidupan masyarakat dan
memahami keberagaman sosial dan budaya.
f. Bahasa,
seni, dan kreatifitas
Dapat
berkomunikasi dengan bahasa sederhana. Memiliki sensitivitas terhadap irama dan
dapat mengapresiasi seni. Dapat menyalurkan bakat dan minat dalam seni dan
mengolah kreatfitas.
Pendidikan
Anak Usia Dini membutuhkan tindakan atau praktik langsung karena harus bersentuhan
langsung dengan anak-anak. Secara praktis, sebagaimana yang terterah dalam
kurikulum bahwa pendidikan bagi anak usia dini adalah pemberian upaya untuk
menstimulasi, membimbing, mengasuh dan pemberian kegiatan pembelajaran yang
akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan pada anak. Lebih lanjut, dibahas
juga mengenai tindakan atau hal yang harus dimiliki oleh Pengajar Anak Usia
Dini dalam hal praktik yaitu : 1) pengetahuan tentang isi pelajaran berkaitan
dengan pemahaman pokok bahasan yang akan diajarkan dan dapat menjelaskan serta
mendekati pokok bahasan tersebut dengan tepat; 2) pengetahuan tentang
pendidikan yaitu berkaitan dengan penyajian isi pelajaran dengan cara yang menarik
dan jelas, serta menggunakan alat peraga termasuk teknologi dengan tepat, Hal
ini berkaitan dengan strategi pengajaran; 3) pengetahuan tentang professional
yaitu berkaitan dengan cara memahami siswa dan memudahkan mereka memahami
konsep-konsep tertentu, mempertimbangkan keadaan sekolah, keluarga dan
masyarakat dalam menghubungkan konsep-konsep baru dengan apa yang telah siswa
ketahui sebelumnya dan menerapkan konsep-konsep tersebut dalam situasi nyata;
dan 4) kualitas professional yaitu berkaitan dengan nilai, komitmen, dan etika
profesi yang mempengaruhi perilaku terhadap lingkungan pekerjaan karena bekerja
dengan siswa, keluarga siswa, dan lingkungan masyarakat yang harus dijaga
dengan baik.
Beberapa
pendekatan
dalam
Anak Usia Dini antara
lain:
1)
Pendekatan BCCT
Dikembangkan oleh CCCRT (Creative Center for Childhood Research and Training)
Florida, USA. Dilaksanakan di Creative Preschool asuhan Pamela. Pada perkembangannya di Indonesia bernama BCCT (Beyond Center and
Cyrcle Time) yang kemudian akan diganti dengan nama Sentra
& Lingkaran (SELING).
a. Konsep
Pendekatan BCCT Melalui 3 jenis main, antara lain:
1) Main Sensorimotor
a) Anak belajar melalui panca indera dan hubungan
fisik dengan lingkungan
b) Dengan menyediakan kesempatan untuk berhubungan dengan bermacam- macam bahan dan alat permainan di dalam dan di luar ruangan.
2) Main Peran,
atau simbolik, main pura-pura, fantasi,
imajinasi atau main drama Untuk
perkembangan kognisi, sosial
dan emosi anak. Main Peran dibagi atas 2 jenis :
a) Main Peran Makro, Anak berperan sesungguhnya dan menjadi seseorang
atau sesuatu
b) Main Peran Mikro, Anak memegang
atau menggerak-gerakkan benda-
benda berukuran kecil untuk menyusun
adegan
3) Main Pembangunan
a) Main pembangunan bahan sifat cair/bahan alam
Bermain dengan menggunakan bahan bahan cair seperti air, krayon, spidol cat
dengan kuas, pensil, pulpen,
playdough, ublegh, pasir, lumpur, biji-bijian
seperti beras, kacang kedelai, kacang hijau dll.
b) Main Pembangunan Terstruktur
Bermain dengan mempergunakan balok unit, balok berongga, balok berwarna, lego, puzzle dan lain lain.
2)
Pendekatan Proyek
Pendekatan Proyek
dikembangkan pertama kali oleh Lilian Katz. Kegaiatan pembelajaran melalui
pendekatan proyek melibatkan proses kesatuan hati (heart) dan pikiran (minds) diantara
anggota kelompok. Dengan demikian, hasil
pengamatan yang bervariasi dapat disatukan dalam proses
penyelidikan yang
akhirnya menghasilkan
suatu karya yang berarti.
Prinsip Pendekatan Proyek antara lain:
a.
Pengetahuan (knowledge)
Fakta-fakta, informasi, cerita, konsep, dan banyak unsur dari pikiran
b. Ketrampilan (skills)
Ketrampilan berbeda dengan pengetahuan. Pengetahuan harus dapat
menjadi suatu ketrampilan
c.
Disposisi (disposition)
Kebiasaan berpikir yang digabungan dengan hati
Untuk memenuhi aspek-aspek dalam perkembangan anak, baik
psikomotorik, emosi, bahasa, sosial, moral, maka perlu adanya
prinsip yang meliputi:
- Berorientasi pada kebutuhan anak
Anak usia dini adalah anak yang sedang
membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek
perkembangan. Dengan demikian segala bentuk pembelajarannya hendaknya dilakukan
melalui analisis yang disesuaikan dengan berbagai kebutuhan dan kemampuan anak.
- Belajar melalui bermain atau bermain sambil belajar
Dalam bermain, digunakan strategi, metode,
materi/bahan dan media yang menarik agar diikuti oleh anak. Melalui bermain,
anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan, memanfaatkan dan mengambil kesimpulan
mengenai benda di sekitarnya.
- Pendekatan kreatif dan inovatif
Beorientasi untuk mengembangkan rasa ingin tahu
dan kreativitas anak. Hal ini dapat menjadikan seorang anak memiliki
pengetahuan yang luas.
- Lingkungan yang kondusif
Lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa
sehingga menarik dan menyenangkan dengan memperhatikan keamanan dan kenyamanan
yang dapat mendukung kegiatan belajar melalui bermain.
- Mengembangkan berbagai kecakapan hidup
Untuk mengembangkan keterampilan hidup dapat
dilakukan dengan pembiasaan. Dari proses pembiasaan tersebut anak akan memiliki
rasa tangung jawab, mandiri, dapat bersosialisasi dengan orang lain sehingga
dapat dijadikan bekal keterampilan dasar untuk kelangsungan hidupnya.
- Stimulasi terpadu
Pendekatan ini menggunakan stimulus simulasi.
Saat anak melakukan kegiatan dapat mengembangkan berbagai aspek, baik
psikomotorik, emosi, bahasa, sosial, moral dan lain-lain.
- Menggunakan berbagai media dan sumber belajar
Media dan sumber belajar dapat berasal dari
lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan lainnya. Sumber pembelajaran
yang memiliki penampilan menarik perhatian akan mudah dikenal dan diingat
dengan baik oleh anak. Bahkan sering kali hal ini memunculkan kecanduan alam
bawah sadar anak untuk memiliki. Ketertarikan anak pada sumber-sumber
pembelajarn menjadi salah satu nilai positif yang dapat dimanfaatkan sebgaai
wahana pembelajaran yang efektif dan efisien.
Daftar
Pustaka
Morrison, George S.
2012. Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini: Jakarta Barat: Indeks.
----.
(2006). Pedoman Penerapan Pendekatan “Beyond Centers
and Circle Time” (BCCT)
Dalam
Pendidikan
Anak
Usia
Dini. Jakarta : Direktorat PAUD,
Ditjen Pendidikan Luar Sekolah, Depdiknas.
Partini. 2010. Pengantar
Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Grafindo Litera Media
Rahmasari, Harlina Dwi.
2011. Fungsi, Asas, Prinsip, dan Pendekatan Pendidikan PAUD. [online]. http://edukasi.kompasiana.com/2014/03/11/fungsi-asas-prinsip-dan-pendekatan-dalam-pendidikan-anak-usia-dini-637808.html. Diakses tanggal 10 Maret 2015.
Suyadi. 2014. Teori
Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional.