Thursday, November 5, 2015

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI SEBAGAI KAJIAN PRAKTIS


Pendidikan Anak Usia Dini merupakan bagian dari ilmu pendidikan yang secara khusus mempelajari pendidikan anak usia 0-6 tahun.
Pendidikan Anak Usia Dini pada hakikatnya adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada perkembangan seluruh aspek kepribadian anak.
Dalam UU RI No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 ayat 14 menjelaskan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dalam Undang – Undang tersebut,  perihal PAUD juga lebih dijelaskan pada pasal 28 yaitu sebagai berikut:
  1. PAUD diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.
  2. PAUD dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal
  3. PAUD pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman kanak-kanak (TK), Raudatul  Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat.
  4. PAUD pada jalur pendidikan nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat.
  5. PAUD pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.
  6. Ketentuan mengenai PAUD sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Anak harus dibentuk sejak dini agar nantinya anak ketika mulai tumbuh dan berkembang dapat mengisi hari-harinya dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat positif. Anak ketika melihat dan mendalami dunia luar akan membentuk jati diri anak. Sebagaimana diketahui bahwa anak-anak adalah generasi penerus bangsa. Salah satu jalan untuk menciptakan generasi yang berkualitas adalah Pendidikan Anak Usia Dini. Sebab, generasi penerus yang berkualitas harus dibekali dengan pendidikan yang baik agar dirinya menjadi manusia seutuhnya dan menjadi generasi yang baik daripada pendahulunya.
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu penyelenggaraan sebagai upaya pembinaan bagi anak sejak lahir sampai usia enam tahun. Penyelenggaraan PAUD tersebut dilakukan dengan cara pemberian rangsangan pendidikan untuk memicu dan membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak nantinya memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lanjutan. Dengan adanya rangsangan tersebut, anak mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal.
Perkembangan ilmu ini menjadikan Pendidikan Anak Usia Dini sebagai disiplin ilmu yang multi dan interdisipliner, dalam arti, PAUD merupakan satu disiplin ilmu yang terdiri atas banyak ilmu yang saling terkait satu sama lain. berbagai ilmu tersebut antara lain, ilmu pendidikan, ilmu psikologi perkembangan, ilmu biologi perkembangan, ilmu sosiologi, ilmu kesehatan, ilmu olahraga, dan juga ilmu bidang studi seperti matematika, sains, bahasa dan seni, serta pendidikan jasmani.
Berbagai jenis disiplin ilmu tersebut nantinya akan membentuk anak menjadi anak yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya. Tidak hanya itu, juga membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar. Yang terpenting adalah membentuk anak dari aspek:
a.       Fisik/motorik
Anak mampu mengelolah gerakan dan keterampilan tubuh, termasuk gerakan-gerakan yang mengontrol tubuh baik gerakan halus maupun kasar.
b.      Intelektual
Mampu berpikir logis, kritis, berargumen, memecahkan masalah, dan memahami hubungan sebab akibat.
c.       Emosional
Mampu mengembangkan konsep diri dan sikap positif terhadap belajar, kontrol diri dan rasa memiliki yang wajar serta mengikis sifat egosentrisme.
d.      Aspek moral dan spiritual
Memahami aturan-aturan moral dan nilai-nilai agama, serta mentaatinya. Menjalankan ritual dan terlibat dalam kegiatan spiritual.
e.       Aspek sosial
Mampu bersosialisasi, bersahabat dengan orang lain, mengenal kehidupan masyarakat dan memahami keberagaman sosial dan budaya.
f.       Bahasa, seni, dan kreatifitas
Dapat berkomunikasi dengan bahasa sederhana. Memiliki sensitivitas terhadap irama dan dapat mengapresiasi seni. Dapat menyalurkan bakat dan minat dalam seni dan mengolah kreatfitas.
Pendidikan Anak Usia Dini membutuhkan tindakan atau praktik langsung karena harus bersentuhan langsung dengan anak-anak. Secara praktis, sebagaimana yang terterah dalam kurikulum bahwa pendidikan bagi anak usia dini adalah pemberian upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh dan pemberian kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan pada anak. Lebih lanjut, dibahas juga mengenai tindakan atau hal yang harus dimiliki oleh Pengajar Anak Usia Dini dalam hal praktik yaitu : 1) pengetahuan tentang isi pelajaran berkaitan dengan pemahaman pokok bahasan yang akan diajarkan dan dapat menjelaskan serta mendekati pokok bahasan tersebut dengan tepat; 2) pengetahuan tentang pendidikan yaitu berkaitan dengan penyajian isi pelajaran dengan cara yang menarik dan jelas, serta menggunakan alat peraga termasuk teknologi dengan tepat, Hal ini berkaitan dengan strategi pengajaran; 3) pengetahuan tentang professional yaitu berkaitan dengan cara memahami siswa dan memudahkan mereka memahami konsep-konsep tertentu, mempertimbangkan keadaan sekolah, keluarga dan masyarakat dalam menghubungkan konsep-konsep baru dengan apa yang telah siswa ketahui sebelumnya dan menerapkan konsep-konsep tersebut dalam situasi nyata; dan 4) kualitas professional yaitu berkaitan dengan nilai, komitmen, dan etika profesi yang mempengaruhi perilaku terhadap lingkungan pekerjaan karena bekerja dengan siswa, keluarga siswa, dan lingkungan masyarakat yang harus dijaga dengan baik.  
Beberapa  pendekatan  dalam  Anak Usia Dini antara lain:
1)      Pendekatan BCCT
Dikembangkan oleh CCCRT (Creative Center for Childhood Research and Training)  Florida, USA. Dilaksanakan di Creative Preschool asuhan Pamela. Pada perkembangannya di Indonesia bernama BCCT (Beyond Center and Cyrcle Time) yang kemudian akan diganti dengan nama Sentra & Lingkaran (SELING).
a.  Konsep Pendekatan BCCT Melalui 3 jenis main, antara lain:
1) Main Sensorimotor
a) Anak belajar melalui panca indera dan hubungan fisik dengan lingkungan
b) Dengan menyediakan kesempatan untuk berhubungan dengan bermacam- macam bahan dan alat permainan di dalam dan di luar ruangan.
2) Main Peran, atau simbolik, main pura-pura, fantasi, imajinasi atau main drama Untuk perkembangan kognisi, sosial dan emosi anak. Main Peran dibagi atas 2 jenis :
a) Main Peran Makro, Anak berperan sesungguhnya dan menjadi seseorang atau sesuatu
b) Main Peran Mikro, Anak memegang atau menggerak-gerakkan benda-  benda berukuran kecil untuk menyusun adegan
3) Main Pembangunan
a) Main pembangunan bahan sifat cair/bahan alam
Bermain dengan menggunakan bahan bahan cair seperti air, krayon, spidol cat dengan kuas, pensil, pulpen, playdough, ublegh, pasir, lumpur, biji-bijian seperti beras, kacang kedelai, kacang hijau dll.
b) Main Pembangunan Terstruktur
Bermain dengan mempergunakan balok unit, balok berongga, balok berwarna, lego, puzzle dan lain lain.



2)      Pendekatan Proyek
Pendekatan Proyek dikembangkan pertama kali oleh Lilian Katz. Kegaiatan pembelajaran melalui pendekatan proyek melibatkan proses kesatuan hati (heart) dan pikiran (minds) diantara anggota kelompok. Dengan demikian, hasil pengamatan yang bervariasi  dapat disatukan  dalam proses  penyelidikan  yang akhirnya  menghasilkan suatu karya yang berarti.
Prinsip Pendekatan Proyek antara lain:
a.  Pengetahuan (knowledge)
Fakta-fakta, informasi, cerita, konsep, dan banyak unsur dari  pikiran
b. Ketrampilan (skills)
Ketrampilan berbeda dengan pengetahuan. Pengetahuan harus dapat  menjadi suatu ketrampilan
c.  Disposisi (disposition)
Kebiasaan berpikir yang digabungan dengan hati
Untuk memenuhi aspek-aspek dalam perkembangan anak, baik psikomotorik, emosi, bahasa, sosial, moral, maka perlu adanya prinsip yang meliputi:
  1. Berorientasi pada kebutuhan anak
Anak usia dini adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan. Dengan demikian segala bentuk pembelajarannya hendaknya dilakukan melalui analisis yang disesuaikan dengan berbagai kebutuhan dan kemampuan anak.
  1. Belajar melalui bermain atau bermain sambil belajar
Dalam bermain, digunakan strategi, metode, materi/bahan dan media yang menarik agar diikuti oleh anak. Melalui bermain, anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan, memanfaatkan dan mengambil kesimpulan mengenai benda di sekitarnya.
  1. Pendekatan kreatif dan inovatif
Beorientasi untuk mengembangkan rasa ingin tahu dan kreativitas anak. Hal ini dapat menjadikan seorang anak memiliki pengetahuan yang luas.
  1. Lingkungan yang kondusif
Lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa sehingga menarik dan menyenangkan dengan memperhatikan keamanan dan kenyamanan yang dapat mendukung kegiatan belajar melalui bermain.
  1. Mengembangkan berbagai kecakapan hidup
Untuk mengembangkan keterampilan hidup dapat dilakukan dengan pembiasaan. Dari proses pembiasaan tersebut anak akan memiliki rasa tangung jawab, mandiri, dapat bersosialisasi dengan orang lain sehingga dapat dijadikan bekal keterampilan dasar untuk kelangsungan hidupnya.
  1. Stimulasi terpadu
Pendekatan ini menggunakan stimulus simulasi. Saat anak melakukan kegiatan dapat mengembangkan berbagai aspek, baik psikomotorik, emosi, bahasa, sosial, moral dan lain-lain.
  1. Menggunakan berbagai media dan sumber belajar
Media dan sumber belajar dapat berasal dari lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan lainnya. Sumber pembelajaran yang memiliki penampilan menarik perhatian akan mudah dikenal dan diingat dengan baik oleh anak. Bahkan sering kali hal ini memunculkan kecanduan alam bawah sadar anak untuk memiliki. Ketertarikan anak pada sumber-sumber pembelajarn menjadi salah satu nilai positif yang dapat dimanfaatkan sebgaai wahana pembelajaran yang efektif dan efisien.


Daftar Pustaka

Morrison, George S. 2012. Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini: Jakarta Barat: Indeks.

----. (2006). Pedoman Penerapan  Pendekatan  “Beyond Centers and Circle Time” (BCCT)  Dalam  Pendidikan  Anak  Usia  Dini.  Jakarta  :  Direktorat  PAUD, Ditjen Pendidikan Luar Sekolah, Depdiknas.

Partini. 2010. Pengantar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Grafindo Litera Media

Rahmasari, Harlina Dwi. 2011. Fungsi, Asas, Prinsip, dan Pendekatan Pendidikan PAUD. [online]. http://edukasi.kompasiana.com/2014/03/11/fungsi-asas-prinsip-dan-pendekatan-dalam-pendidikan-anak-usia-dini-637808.html. Diakses tanggal 10 Maret 2015.

Suyadi. 2014. Teori Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung: Remaja Rosdakarya.


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional

1 comment:

  1. pendidikan anak usia dini sangat penting karena sebagai pondasi agar generasi muda tidak benci dengan belajar, kalau menurut saya yang terpenting adalah metode yang digunakan haruslah tepat :) terima kasih
    salam kenal dari kami biMBA AIUEO Cilegong

    ReplyDelete