Thursday, November 5, 2015

PEMBANGUNAN SOSIAL MELALUI BEASISWA LPDP

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang sangat tinggi. Hal tersebut diperkuat dalam Merdeka.com bahwa Indonesia menduduki urutan keempat negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia. Tidak hanya itu, secara kualitas Indonesia berada pada urutan 108 dari 187 jumlah negara yang dilihat dari kategori Indeks Pembangunan Manusia (United Nations Development Programme- undp.org). Dengan jumlah penduduk tersebut memaksa Indonesia harus berbenah menjawab tantangan zaman yang setiap waktu berubah. Kehidupan modern dan global sebagai dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berpengaruh terhadap masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, pembangunan di segala aspek kehidupan harus dilaksanakan dengan berdasar pada kemajuan yang di bawah oleh arus dari luar.
Manusia sebagai motor penggerak harus terlebih dahulu dibenahi, sebab jumalah Sarjana Doktoral yang dimiliki Indonesia untuk saat ini per 1 juta penduduk hanya 143 orang sarjana, sedangkan Malaysia sudah mencapai 509 orang (Kompas.com). olehnya itu, pembangunan pada sektor Sumber Daya Manusia (SDM) ini menjadi dasar akan pembangunan pada sektor yang lain. Kekayaan Sumber Daya Alam yang dimiliki oleh Indonesia sebenarnya berbanding lurus dengan jumlah Sumber Daya Manusia, tetapi tidak berbanding lurus dengan daya saing yang dimiliki oleh setiap Sumber Daya Manusia tersebut. Sebenarnya, sejak dulu pemerintah telah menyimpan perhatian pada Sumber Daya yang dimiliki oleh negara, namun perhatian itu hanya sekadar perhatian saja, tidak secara penuh. Karena nyatanya, hanya segelintir orang yang memiliki daya saing yang tinggi dengan kemampuan yang tinggi pula.
Keresahan atau kegelisahan yang timbul sebagai akibat atau pengaruh dari luar yang seolah membuat Indonesia berpangkuh tangan pada negara lain, menyadarkan pemerintah untuk memanfaatkan serta membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimilikinya, jumlahnya banyak, dan masih sangat produktif sehingga memiliki daya saing yang juga tidak tertandingi nantinya. Oleh karena itu, pemerintah mengalokasikan sebagian anggaran negara dan kemudian membentuk suatu badan yang khusus menangani Beasiswa. Sebagaimana tertuang dalam UUD 1945 mengamanahkan bahwa sekurang-kurangnya dua puluh persen Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) adalah untuk fungsi pendidikan. Pemerintah dan DPR RI pada tahun 2010 melalui UU Nomor 2 tahun 2010 tentang APBN-P 2010 menyepakati bahwa sebagian dana dari alokasi dana fungsi pendidikan dalam APBN-P tersebut dijadikan sebagai Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN) yang dikelola dengan mekanisme pengelolaan dana abadi (endowment fund) oleh sebuah Badan Layanan Umum (BLU).
Salah satu beasiswa terbesar di Indonesia adalah Beasiswa Lembaga Pengelolah Dana Pendidikan yang kemudian disingkat dengan Beasiswa LPDP. Beasiswa ini sangat buming dan menjadi incaran hampir semua pelajar di Indonesia yang ingin melanjutkan pendidikannya. Tetapi diperuntukkan untuk putra-putri terbaik yang dimiliki oleh Indoneisa yang dapat menjangkau segala lapisan masyarakat dengan berbagai macam jenis beasiswa yang ditawarkan. Namun, tentunya hanya putra-putri yang memiliki kemampuan yang menjamin, serta berdedikasi tinggi buat bangsa yang akan diterima.
Bertitik tolak dari bentuk pembangunan pada masyarakat tersebut, penulis tertarik dan merasa perlu membahas lebih lanjut mengenai Pembangunan Sosial melalui Beasiswa LPDP.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.      Bagaimana pembangunan sosial melalui Beasiswa LPDP?
2.      Bagaimana pengaruh pembangunan sosial melalui beasiswa LPDP untuk Indonesia?
3.      Bagaimana peran PLS dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dilakukan oleh pemerintah melalui pemberian Beasiswa LPDP?

Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan:
1.      Pembangunan sosial melalui Beasiswa LPDP
2.      Dampak pembangunan sosial melalui beasiswa LPDP untuk Indonesia
3.      Peran PLS dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dilakukan oleh pemerintah melalui pemberian Beasiswa LPDP?

Manfaat Makalah
Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis maupun secara praktis.
1.      Manfaat Teoretis
Penulisan makalah ini diharapkan menjadi pertimbangan dalam pengembangan teori khususnya berkaitan dengan teori pembangunan sosial yang terjadi dalam masyarakat sehingga dapat menjadi salah satu sumber dalam peningkatan mutu Pendidikan Luar Sekolah.
2.      Manfaat Praktis
a.       Bagi Masyarakat
Penulisan makalah ini dapat menjadi penambahan informasi untuk masyarakat terutama yang ingin melanjutkan pendidikan namun terkendala oleh biaya sehingga nantinya dapat mengambil bagian dalam proses pembangunan manusia Indonesia dan turut andil dalam proses pembangunan Indonesia.
b.      Bagi Pemerintah
Manfaat penulisan bagi pemerintah yaitu dapat tetap menyediakan beasiswa atau dalam bentuk lain dalam hal pembangunan sumber daya manusia sebab ada banyak potensi-potensi yang sebenarnya dimiliki oleh manusia Indonesia namun tersembunyi dan tidak tersalurkan dengan baik.





















BAB II
PEMBAHASAN
Deskripsi Kasus
Beasiswa LPDP merupakan salah satu beasiswa terbesar yang saat ini dimiliki oleh Indonesia. Berada dalam naungan pemerintah. Menteri Keuangan melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 252/PMK.01/2011 tanggal 28 Desember 2011 menetapkan Organisasi dan Tata Kelola Lembaga Pengelola Dana Pendidikan sebagai sebuah lembaga non eselon yang langsung bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan dan berpedoman pada kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh Dewan Penyantun LPDP (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Keuangan, dan Menteri Agama). Melalui Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 18/KMK.05/2012 tanggal 30 Januari 2012, LPDP ditetapkan sebagai instansi pemerintah yang menerapkan pola keuangan Badana Layanan Umum. Namun, saat ini bertambah satu kementrian yang menjadi Dewan Penyantun LPDP yaitu Kementrian Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Sejak tahun 2011 hingga tahun 2015 LPDP merupakan beasiswa dengan Awardee terbanyak.  
Ada beberapa jenis beasiswa yang ditawarkan oleh LPDP untuk putra-putri terbaik bangsa, terutama sesuai dengan kapasitas dan kemampuannya. Sasaran Bidang Ilmu BPI sesuai prioritasnya adalah: Bidang Teknik, Sains, Pertanian, Kelautan dan Perikanan, Kedokteran dan Kesehatan, Akuntansi dan Keuangan, Hukum, Agama, Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Budaya, seni dan Bahasa. Sselain itu, Program Magister dan Doktoral juga memiliki tema prioritas, yaitu: Kemaritiman, Perikanan, Pertanian, Ketahanan Energi, ketahanan Pangan, Industri Kreatif, Manajemen Pendidikan, Teknologi Transportasi, Teknologi Pertahanan dan Keamanan, Teknologi Informasi dan Komunikasi, Teknologi Kedokteran dan Kesehatan, Keperawatan, Lingkungan Hidup, Keagamaan, Keterampilan, Ekonomi/Keuangan Syariah, Budaya/Bahasa, dan Hukum Bisnis Internasional. Beasiswa-beasiswa ini memiliki persyaratan atau ketentuan yang berbeda-beda. Jenis beasiswa tersebut antara lain:
1.        Beasiswa Magister dan Doktor
Beasiswa ini diperuntukkan untuk pembiayaan studi lanjut pada program Magister atau program Doktoral di Perguruan Tinggi di dalam dan di luar negeri. Sasaran pelamar BPI Program Magister dan Doktoral adalah Warga Negara Indonesia (WNI) yang mempunyai kemampuan akademik yang unggul dan jiwa kepemimpinan yang kuat serta berkeinginan untuk melaksanakan studi lanjut pada program Magister atau program Doktoral pada perguruan tinggi tujuan LPDP baik pada bidang ilmu yang sama maupun berbeda dengan bidang ilmu pada jenjang pendidikan sebelumnya.
2.        Beasiswa Tesis dan Disertasi
Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) program Tesis/Disertasi ditujukan bagi para mahasiswa Magister atau Doktoral yang memiliki keterbatasan dana untuk menyelesaikan tesis/disertasinya, baik yang sedang belajar di dalam negeri maupun luar negeri. Tujuan program ini adalah untuk mempercepat tersedianya lulusan Magister atau Doktoral yang berkualitas dan dapat memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan dan teknologi.
3.        Beasiswa Afirmasi
Beasiswa ini diperuntukkan untuk putra-putri Indonesia yang berasal dari daerah perbatasan, yaitu: wilayah kabupaten/kota yang secara geografis dan demografis berbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau laut lepas. Kawasan perbatasan terdiri dari kawasan perbatasan darat dan laut, yang tersebar secara luas dengan tipologi yang beragam, mulai dari pedalaman hingga pulau-pulau kecil terdepan (terluar); Daerah tertinggal; yaitu daerah dengan pencapaian pembangunan yang rendah dan diperhitungkan memiliki indeks kemajuan pembangunan ekonomi dan sumberdaya manusia di bawah rata-rata indeks nasional; Alumni penerima Bidikmisi dan kelompok masyarakat berprestasi dari keluarga miskin yang memiliki IPK Minimal 3,50; dan Kelompok masyarakat yang telah berjasa membawa nama bangsa Indonesia dalam bidang olah raga dan seni budaya baik di tingkat nasional maupun internasional. Untuk mengakomodasi kebutuhan tersebut, LPDP mengeluarkan kebijakan Beasiswa Afirmasi untuk kelompok masyarakat yang membutuhkan perlakuan khusus.
4.        Beasiswa Pendidikan Dokter Spesialis
Beasiswa Pendidikan Indonesia Dokter Spesialis adalah program beasiswa yang dibiayai oleh pemerintah Indonesia melalui pemanfaatan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN) dan dikelola oleh LPDP untuk pembiayaan studi lanjut pada program spesialis di Perguruan Tinggi di dalam negeri. Sasaran bidang ilmu Beasiswa Pendidikan Dokter Spesialis, sesuai prioritasnya adalah Spesialis Obstetri & Ginekologi, Spesialis Anak, Spesialis Penyakit Dalam, Spesialis Anastesiologi, Spesialis Bedah, Spesialis Radiologi, Patologi Klinik, Rehabilitasi Medik, dan dimungkinkan program spesialis lain yang ada dalam daftar LPDP.


5.        Presidential Scholarship
Program beasiswa magister & doktor yang diinisiasi oleh pemerintah Indonesia melalui LPDP dengan menggunakan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN) yang dikelola oleh LPDP bekerjasama dengan pihak Kepresidenan RI untuk menempuh studi pada perguruan tinggi terbaik di dunia. “Indonesia Presidential Scholarship” (IPS) bertujuan menyiapkan generasi emas Indonesia melalui SDM yang berkualitas baik sebagai pemimpin maupun ilmuwan di berbagai bidang dalam rangka menyiapkan Indonesia negara yang maju pada 100 tahun kemerdekaan RI pada tahun 2045. Melekatnya Lembaga Kepresidenan dalam program beasiswa ini merupakan wujud komitmen tertinggi pemerintah Indonesia terhadap pembangunan sumber daya manusia Indonesia dalam rangka kejayaan bangsa dan negara Indonesia.

Pengaruh peningkatan kualitas sumber daya manusia yang terjadi sebagai akibat dari kehadiran beasiswa LPDP
Pemberian beasiswa LPDP oleh pemerintah merupakan langkah yang tepat untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik atau bersifat positif karena melalui pembangunan manusia yang difasilitasi dan dibiayai untuk melanjutkan pendidikan baik dalam negeri maupun luar negeri. Jumlah sumber daya manusia yang dimiliki Indonesia berada dalam kategori yang jumlah banyak. Tujuan pemerintah memberikan beasiswa tidak lain dan tidak bukan adalah turut andil dalam Pembangunan dalam segala sektor, sebab jika manusia Indonesia tercetak dengan baik maka akan memberikan daya saing yang menjadi perhitungan dan mengubah Indonesia.
Beberapa prioritas yang menjadi fokus LPDP sesuai dengan karakter dan iklim Indonesia, yaitu Kemaritiman, Perikanan, Pertanian, Ketahanan Energi, ketahanan Pangan, Industri Kreatif, Manajemen Pendidikan, Teknologi Transportasi, Teknologi Pertahanan dan Keamanan, Teknologi Informasi dan Komunikasi, Teknologi Kedokteran dan Kesehatan, Keperawatan, Lingkungan Hidup, Keagamaan, Keterampilan, Ekonomi/Keuangan Syariah, Budaya/Bahasa, dan Hukum Bisnis Internasional, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk semua jurusan atau sektor pembangunan atau bidang lain. Beasiswa ini mendukung ketersediaan sumber daya manusia Indonesia yang berpendidikan dan berkualitas serta memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi dan mempunyai visi masa depan bangsa yang kuat sebagai pemimpin Indonesia masa depan.
Beasiswa berfokus pada pembangunan sumber daya manusia melalui sektor pendidikan. Putra-putri terbaik bangsa yang tentunya terpilih di sekolahkan baik ke luar negeri maupun di dalam negeri, tetapi sebenarnya sangat difokuskan yang ingin lanjut ke luar negeri karena budaya, iklim, situasi, dan sebagainya di luar negeri sangat berbeda dengan yang ada di dalam negeri. Di samping itu, beasiswa ini dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat mulai dari yang tidak mampu, termasuk dalam daerah 3T atau perbatasan, dan juga dari kalangan yang mampu secara finansial, tetapi tentunya harus memiliki kecerdasan yang mumpuni.

Teori Pembangunan Sosial
1.    Teori Modernisasi
Modernisasi mengandung 3 makna, yang pertama makna yang sangat umum meliputi seluruh perubahan sosial yang progresif dimana masyarakat bergerak maju. Sedangkan yang kedua bermakna historis menyangkut transformasi sosial, politik, ekonomi, kultural dan mental yang dialami Barat sejak abad ke-16 dan mencapai puncaknya di abad 19 dan 20. Makna yang kedua ini sering disebut dengan “modernitas” yang meliputi proses industrialisasi, urbanisasi, rasionalisasi, birokratisasi, demokratisasi, pengaruh kapitalisme, individualisme dan motivasi untuk berprestasi, meningkatnya pengaruh akal dan sains. Makna modernisasi yang ketiga paling khusus dan hanya mengacu pada masyarakat terbelakang atau tertinggal dan berupaya untuk mengejar ketertinggalan dari masyarakat yang lebih maju terlebih dahulu (Sztompka, 1993: 149). Pada teori tersebut sesuai dengan yang saat ini dihadapi oleh Indonesia. Dan melalui beasiswa LPDP, Indonesia dapat bergerak untuk mengahadapi dunia global yang sangan modern dengan mengualitaskan sumber daya manusianya atau bersifat progresif.
2.    Teori Kebutuhan McCelland
Teori kebutuhan McClelland menyatakan bahwa pencapaian, kekuasaan/kekuatan dan hubungan merupakan tiga kebutuhan penting yang dapat membantu menjelaskan motivasi. Kebutuhan pencapaian merupakan dorongan untuk melebihi, mencapai standar-standar, dan berjuang untuk berhasil. Kebutuhan kekuatan dapat membuat orang lain berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya, dan kebutuhan hubungan merupakan keinginan antarpersonal yang ramah dan akrab dalam lingkungan organisasi. McClelland menjelaskan bahwa setiap individu memiliki dorongan yang kuat untuk berhasil. Ada tiga kebutuhan manusia yang mempengaruhi, yaitu kebutuhan akan pencapaian (nAch), Kebutuhan kekuatan (nPow), dan nAff adalah kebutuhan untuk memperoleh hubungan sosial yang baik dalam lingkungan kerja. Selain itu, terdapat juga tiga jenis motivasi, yaitu: pertama, Motivasi pencapaian (n-Acc), dalam hal ini Individu-individu dengan kebutuhan prestasi yang tinggi sangat termotivasi dengan bersaing dan menantang pekerjaan. Mereka mencari peluang promosi dalam pekerjaan. Mereka memiliki keinginan yang kuat untuk umpan balik pada prestasi mereka. Kedua, Motivasi kekuasaan (n-Pow) merupakan Individu-individu yang termotivasi oleh kekuasaan memiliki keinginan kuat untuk menjadi berpengaruh dan mengendalikan. Mereka ingin  pandangan dan ide-ide mereka harus mendominasi dan dengan demikian, mereka ingin memimpin. Ketiga, Motivasi hubungan / affiliasi (n-Aff) merupakan Individu-individu yang termotivasi oleh afiliasi memiliki dorongan untuk lingkungan yang ramah dan mendukung. Individu tersebut yang berkinerja efektif dalam tim. Orang-orang ingin disukai oleh orang lain. Dari teori tersebut, Beasiswa LPDP memfasilitasi generasi Indonesia agar dapat termotivasi belajar dan berprestasi sehingga kebutuhan-kebutuhan di atas dapat terpenuhi, terutama berkaitan dengan pencapaian.
3.    Teori Pembangunan Manusia
Teori pembangunan manusia menekankan pada aspek keterampilan. Pembangunan tidak hanya berurusan dengan produksi dan distribusi barang-barang material. Selain itu pembangunan juga harus menciptakan kondisi-kondisi yang membuat manusia bisa mengembangkan kreativitasnya. Bagaimanapun juga, pembangunan pada akhirnya harus ditujukan pada pembangunan manusia. Manusia yang dibangun adalah manusia yang kreatif.
Kedua teori tersebut sesuai dengan yang saat ini dihadapi oleh Indonesia. Dan melalui beasiswa LPDP, Indonesia dapat bergerak untuk mengahadapi dunia global yang sangat modern dengan mengualitaskan sumber daya manusianya atau bersifat progresif.

Peran PLS
PLS masuk dalam garis bidang prioritas LPDP. PLS sangat berperan penting dalam pembangunan sosial terutama pembangunan sumber daya manusia karena PLS bersentuhan langsung dengan masyarakat. Dalam hal ini, PLS juga dapat turut andil mempersiapkan putra-putri Indonesia menjadi putra-putri terbaik yang nantinya menjadi bagian atau mendapatkan beasiswa LPDP tersebut. Berbagai peran PLS dalam hal keikutsertaan dan turut andil dalam pembangunan manusia Indonesia adalah:
1.    PLS berperan dalam hal fasilitator dalam artian media komunikasi dari beasiswa LPDP ke masyarakat luas.
2.    Peran yang dapat dibentuk atau dilakukan untuk pengembangan di dalam masyarakat dengan pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan yang dimaksud adalah pembekalan dalam bentuk fasilitator atau pun pendampingan yang dapat dilakukan dengan beberapa proses, seperti yang dikemukakan oleh Sulistiyani (dalam Miradj dan Sumarno, 2014: 106): 1) Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku, merupakan tahap persiapan dalam proses pemberdayaan masyarakat. Tahap ini lebih menekankan pada sentuhan penyadaran akan lebih membuka keinginan dan kesadaran masyarakat tentang kondisi kehidupan saat ini. Penyadaran dalam hal ini yaitu membuka keinginan dan kesadaran masyarakat tentang kondisi kehidupan saat ini agar tidak hanya memikirkan diri sendiri, tetapi juga masyarakat dan bangsa. Masyarakat dituntut untuk peka, berpikir terbuka dan juga bertanggung jawab.; 2) Tahap proses transformasi pengetahuan dan kecakapan keterampilan dapat berlangsung baik, penuh dengan semangat dan berjalan efektif jika tahap pertama telah terkondisi dengan baik. Transformasi pengetahuan dan kecakapan keterampilan dapat dilakukan dengan pemberian kursus-kursus, terutama kursus TOEFL atau bahasa asing yang menjadi syarat dalam pendaftaran Beasiswa LPDP, sekaligus syarat melanjutkan pendidikan. Selain itu, juga dapat memberikan penguatan terhadap bidang yang diinginkan atau yang menjadi fokus; 3) Tahap pengayaan atau peningkatan intelektualitas dan kecakapan keterampilan yang diperlukan, agar mereka dapat membentuk kemandirian sehingga nantinya dapat menjadi agen perubahan atau pemb

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut.
1.      Pemberian beasiswa LPDP oleh pemerintah merupakan langkah yang tepat untuk melakukan perubahan karena manusia sebagai motor penggerak harus terlebih dahulu dibenahi. Pembangunan pada sektor Sumber Daya Manusia (SDM) ini menjadi dasar akan pembanguan pada sektor yang lain.
2.      Peran Pendidikan Luar Sekolah dalam pembangunan sosial terutama pembangunan sumber daya manusia karena PLS bersentuhan langsung dengan masyarakat. Beberapa bentuk peran yang dapat dilakukan oleh PLS yaitu penyadaran akan tanggung jawab dan pembentukan perilaku, transformasi pengetahuan dan kecakapan keterampilan (pendampingan dan penguatan), dan pengayaan, serta fasilitator atau sebagai media komunikasi dari beasiswa LPDP ke masyarakat luas.

Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan, penulis berharap agar masyarakat dapat memanfaatkan dengan baik kesempatan yang diberikan oleh pemerintah untuk turut andil dan mengambil bagian dalam proses pembangunan sosial dalam hal ini pembangunan Indonesia secara keseluruhan.












DAFTAR PUSTAKA

Miradj, Safri & Sumarno. 2014. “Pemberdayaan Masyarakat Miskin, Melalui Proses Pendidikan Nonformal, Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Di Kabupaten Halmahera Barat”Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat, vol. 9, no. 8, pp. 101-112.
Santoso, Pudjio. 2012. Teori Pembangunan. [online]. http://psantoso-fisip.web.unair.ac.id/artikel_detail-42166-Umum-Teori%20Pembangunan.html Diakses: 7 Mei 2015.
Sztompka, Piotr. 2005      Sosiologi Perubahan Sosial. Terjemahan Alimandan. Jakarta: Prenada Media.






PENDIDIKAN ANAK USIA DINI SEBAGAI KAJIAN PRAKTIS


Pendidikan Anak Usia Dini merupakan bagian dari ilmu pendidikan yang secara khusus mempelajari pendidikan anak usia 0-6 tahun.
Pendidikan Anak Usia Dini pada hakikatnya adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada perkembangan seluruh aspek kepribadian anak.
Dalam UU RI No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 ayat 14 menjelaskan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dalam Undang – Undang tersebut,  perihal PAUD juga lebih dijelaskan pada pasal 28 yaitu sebagai berikut:
  1. PAUD diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.
  2. PAUD dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal
  3. PAUD pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman kanak-kanak (TK), Raudatul  Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat.
  4. PAUD pada jalur pendidikan nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat.
  5. PAUD pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.
  6. Ketentuan mengenai PAUD sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Anak harus dibentuk sejak dini agar nantinya anak ketika mulai tumbuh dan berkembang dapat mengisi hari-harinya dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat positif. Anak ketika melihat dan mendalami dunia luar akan membentuk jati diri anak. Sebagaimana diketahui bahwa anak-anak adalah generasi penerus bangsa. Salah satu jalan untuk menciptakan generasi yang berkualitas adalah Pendidikan Anak Usia Dini. Sebab, generasi penerus yang berkualitas harus dibekali dengan pendidikan yang baik agar dirinya menjadi manusia seutuhnya dan menjadi generasi yang baik daripada pendahulunya.
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu penyelenggaraan sebagai upaya pembinaan bagi anak sejak lahir sampai usia enam tahun. Penyelenggaraan PAUD tersebut dilakukan dengan cara pemberian rangsangan pendidikan untuk memicu dan membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak nantinya memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lanjutan. Dengan adanya rangsangan tersebut, anak mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal.
Perkembangan ilmu ini menjadikan Pendidikan Anak Usia Dini sebagai disiplin ilmu yang multi dan interdisipliner, dalam arti, PAUD merupakan satu disiplin ilmu yang terdiri atas banyak ilmu yang saling terkait satu sama lain. berbagai ilmu tersebut antara lain, ilmu pendidikan, ilmu psikologi perkembangan, ilmu biologi perkembangan, ilmu sosiologi, ilmu kesehatan, ilmu olahraga, dan juga ilmu bidang studi seperti matematika, sains, bahasa dan seni, serta pendidikan jasmani.
Berbagai jenis disiplin ilmu tersebut nantinya akan membentuk anak menjadi anak yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya. Tidak hanya itu, juga membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar. Yang terpenting adalah membentuk anak dari aspek:
a.       Fisik/motorik
Anak mampu mengelolah gerakan dan keterampilan tubuh, termasuk gerakan-gerakan yang mengontrol tubuh baik gerakan halus maupun kasar.
b.      Intelektual
Mampu berpikir logis, kritis, berargumen, memecahkan masalah, dan memahami hubungan sebab akibat.
c.       Emosional
Mampu mengembangkan konsep diri dan sikap positif terhadap belajar, kontrol diri dan rasa memiliki yang wajar serta mengikis sifat egosentrisme.
d.      Aspek moral dan spiritual
Memahami aturan-aturan moral dan nilai-nilai agama, serta mentaatinya. Menjalankan ritual dan terlibat dalam kegiatan spiritual.
e.       Aspek sosial
Mampu bersosialisasi, bersahabat dengan orang lain, mengenal kehidupan masyarakat dan memahami keberagaman sosial dan budaya.
f.       Bahasa, seni, dan kreatifitas
Dapat berkomunikasi dengan bahasa sederhana. Memiliki sensitivitas terhadap irama dan dapat mengapresiasi seni. Dapat menyalurkan bakat dan minat dalam seni dan mengolah kreatfitas.
Pendidikan Anak Usia Dini membutuhkan tindakan atau praktik langsung karena harus bersentuhan langsung dengan anak-anak. Secara praktis, sebagaimana yang terterah dalam kurikulum bahwa pendidikan bagi anak usia dini adalah pemberian upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh dan pemberian kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan pada anak. Lebih lanjut, dibahas juga mengenai tindakan atau hal yang harus dimiliki oleh Pengajar Anak Usia Dini dalam hal praktik yaitu : 1) pengetahuan tentang isi pelajaran berkaitan dengan pemahaman pokok bahasan yang akan diajarkan dan dapat menjelaskan serta mendekati pokok bahasan tersebut dengan tepat; 2) pengetahuan tentang pendidikan yaitu berkaitan dengan penyajian isi pelajaran dengan cara yang menarik dan jelas, serta menggunakan alat peraga termasuk teknologi dengan tepat, Hal ini berkaitan dengan strategi pengajaran; 3) pengetahuan tentang professional yaitu berkaitan dengan cara memahami siswa dan memudahkan mereka memahami konsep-konsep tertentu, mempertimbangkan keadaan sekolah, keluarga dan masyarakat dalam menghubungkan konsep-konsep baru dengan apa yang telah siswa ketahui sebelumnya dan menerapkan konsep-konsep tersebut dalam situasi nyata; dan 4) kualitas professional yaitu berkaitan dengan nilai, komitmen, dan etika profesi yang mempengaruhi perilaku terhadap lingkungan pekerjaan karena bekerja dengan siswa, keluarga siswa, dan lingkungan masyarakat yang harus dijaga dengan baik.  
Beberapa  pendekatan  dalam  Anak Usia Dini antara lain:
1)      Pendekatan BCCT
Dikembangkan oleh CCCRT (Creative Center for Childhood Research and Training)  Florida, USA. Dilaksanakan di Creative Preschool asuhan Pamela. Pada perkembangannya di Indonesia bernama BCCT (Beyond Center and Cyrcle Time) yang kemudian akan diganti dengan nama Sentra & Lingkaran (SELING).
a.  Konsep Pendekatan BCCT Melalui 3 jenis main, antara lain:
1) Main Sensorimotor
a) Anak belajar melalui panca indera dan hubungan fisik dengan lingkungan
b) Dengan menyediakan kesempatan untuk berhubungan dengan bermacam- macam bahan dan alat permainan di dalam dan di luar ruangan.
2) Main Peran, atau simbolik, main pura-pura, fantasi, imajinasi atau main drama Untuk perkembangan kognisi, sosial dan emosi anak. Main Peran dibagi atas 2 jenis :
a) Main Peran Makro, Anak berperan sesungguhnya dan menjadi seseorang atau sesuatu
b) Main Peran Mikro, Anak memegang atau menggerak-gerakkan benda-  benda berukuran kecil untuk menyusun adegan
3) Main Pembangunan
a) Main pembangunan bahan sifat cair/bahan alam
Bermain dengan menggunakan bahan bahan cair seperti air, krayon, spidol cat dengan kuas, pensil, pulpen, playdough, ublegh, pasir, lumpur, biji-bijian seperti beras, kacang kedelai, kacang hijau dll.
b) Main Pembangunan Terstruktur
Bermain dengan mempergunakan balok unit, balok berongga, balok berwarna, lego, puzzle dan lain lain.



2)      Pendekatan Proyek
Pendekatan Proyek dikembangkan pertama kali oleh Lilian Katz. Kegaiatan pembelajaran melalui pendekatan proyek melibatkan proses kesatuan hati (heart) dan pikiran (minds) diantara anggota kelompok. Dengan demikian, hasil pengamatan yang bervariasi  dapat disatukan  dalam proses  penyelidikan  yang akhirnya  menghasilkan suatu karya yang berarti.
Prinsip Pendekatan Proyek antara lain:
a.  Pengetahuan (knowledge)
Fakta-fakta, informasi, cerita, konsep, dan banyak unsur dari  pikiran
b. Ketrampilan (skills)
Ketrampilan berbeda dengan pengetahuan. Pengetahuan harus dapat  menjadi suatu ketrampilan
c.  Disposisi (disposition)
Kebiasaan berpikir yang digabungan dengan hati
Untuk memenuhi aspek-aspek dalam perkembangan anak, baik psikomotorik, emosi, bahasa, sosial, moral, maka perlu adanya prinsip yang meliputi:
  1. Berorientasi pada kebutuhan anak
Anak usia dini adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan. Dengan demikian segala bentuk pembelajarannya hendaknya dilakukan melalui analisis yang disesuaikan dengan berbagai kebutuhan dan kemampuan anak.
  1. Belajar melalui bermain atau bermain sambil belajar
Dalam bermain, digunakan strategi, metode, materi/bahan dan media yang menarik agar diikuti oleh anak. Melalui bermain, anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan, memanfaatkan dan mengambil kesimpulan mengenai benda di sekitarnya.
  1. Pendekatan kreatif dan inovatif
Beorientasi untuk mengembangkan rasa ingin tahu dan kreativitas anak. Hal ini dapat menjadikan seorang anak memiliki pengetahuan yang luas.
  1. Lingkungan yang kondusif
Lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa sehingga menarik dan menyenangkan dengan memperhatikan keamanan dan kenyamanan yang dapat mendukung kegiatan belajar melalui bermain.
  1. Mengembangkan berbagai kecakapan hidup
Untuk mengembangkan keterampilan hidup dapat dilakukan dengan pembiasaan. Dari proses pembiasaan tersebut anak akan memiliki rasa tangung jawab, mandiri, dapat bersosialisasi dengan orang lain sehingga dapat dijadikan bekal keterampilan dasar untuk kelangsungan hidupnya.
  1. Stimulasi terpadu
Pendekatan ini menggunakan stimulus simulasi. Saat anak melakukan kegiatan dapat mengembangkan berbagai aspek, baik psikomotorik, emosi, bahasa, sosial, moral dan lain-lain.
  1. Menggunakan berbagai media dan sumber belajar
Media dan sumber belajar dapat berasal dari lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan lainnya. Sumber pembelajaran yang memiliki penampilan menarik perhatian akan mudah dikenal dan diingat dengan baik oleh anak. Bahkan sering kali hal ini memunculkan kecanduan alam bawah sadar anak untuk memiliki. Ketertarikan anak pada sumber-sumber pembelajarn menjadi salah satu nilai positif yang dapat dimanfaatkan sebgaai wahana pembelajaran yang efektif dan efisien.


Daftar Pustaka

Morrison, George S. 2012. Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini: Jakarta Barat: Indeks.

----. (2006). Pedoman Penerapan  Pendekatan  “Beyond Centers and Circle Time” (BCCT)  Dalam  Pendidikan  Anak  Usia  Dini.  Jakarta  :  Direktorat  PAUD, Ditjen Pendidikan Luar Sekolah, Depdiknas.

Partini. 2010. Pengantar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Grafindo Litera Media

Rahmasari, Harlina Dwi. 2011. Fungsi, Asas, Prinsip, dan Pendekatan Pendidikan PAUD. [online]. http://edukasi.kompasiana.com/2014/03/11/fungsi-asas-prinsip-dan-pendekatan-dalam-pendidikan-anak-usia-dini-637808.html. Diakses tanggal 10 Maret 2015.

Suyadi. 2014. Teori Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung: Remaja Rosdakarya.


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional

Tuesday, December 2, 2014

Pendidikan bukan hanya sekolah

Sejatinya pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Akan tetapi pendidikan tidak sebatas pendidikan formal (sekolah) yang biasanya kita pahami. Dalam undang-undang Republik Indonesia no.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang menjelaskan bahwa jalur pendidikan  terdiri atas 3 yaitu formal, nonformal dan informal.